Upaya yang kini ditempuh Kemenkes adalah merelokasi persediaan vaksin booster dari daerah yang masih memiliki jumlah stok vaksin yang berlebih, ke daerah lain yang mengalami persediaan menipis atau kosong.
Amin mengatakan, kajian Survei Serologi bersama Eijkman, FKM UI dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan baru-baru ini menunjukkan sekitar 70 persen dari populasi yang belum mendapatkan vaksinasi dan belum pernah didiagnosis COVID-19 sudah punya kekebalan.
Baca Juga:
Elektabilitas Pram-Rano Naik di Survei Jakarta, Pakar Ungkap Sebabnya
"Kita mengharapkan orang dapat kekebalan dua cara, setelah vaksin atau sakit. Tapi ternyata pada beberapa orang belum pernah sakit dia punya imun," katanya.
Pembentukan imun dimungkinkan karena ia pernah terpapar sakit atau gejala ringan tapi tanpa disadari, sehingga tubuh membentuk antibodi.
"Misalnya mereka terpapar dalam kerumunan, tapi saat itu imunitasnya baik dan bisa membangkitkan respons imun," katanya.
Baca Juga:
Terkait Akun Fufufafa, Pasukan Bawah Tanah Jokowi Adukan Roy Suryo ke Polisi
Tetapi bagi penduduk yang sudah divaksinasi dan juga dikombinasi dengan pernah terinfeksi, kata Amin, memiliki kekebalan sekitar 90 persen.
"Masyarakat sebenarnya sudah punya tingkat kekebalan tertentu walaupun belum divaksinasi, tetapi ini tidak berarti bahwa vaksinasi tidak perlu," katanya.
Amin menambahkan, hingga kini belum didapatkan bukti saintifik terkait besaran antibodi masyarakat yang bisa menjamin seseorang terlindungi dari infeksi Virus Corona.