Dengan mengambil bentuk lorong, para pengunjung seolah diajak berjalan menelusuri lorong waktu yang memuat kronologi dan milestone peristiwa-peristiwa penting yang terjadi selama pandemi.
Monumen ini mengusung filosofi ketangguhan dan pertumbuhan yang direpresentasikan dengan tunas bambu atau rebung.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Perencana arsitektur sekaligus Wakil Ketua Prodi Arsitektur UPH Emanuel Agung Wicaksono menjelaskan UPH memanfaatkan teknologi Aumented Reality dalam proses konstruksi sehingga memberikan kecepatan dan ketepatan dalam perancangan dan pembangunan.
Emanuel mengatakan proses perancangan dan pembangunan monumen ini juga menjadi media pembelajaran yang sangat baik bagi mahasiswa karena mereka dapat mengimplementasikan teori yang telah diperoleh.
“Melalui proyek ini para mahasiswa bisa menerapkan ilmu yang mereka miliki secara komprehensif dan nyata mulai dari perancangan, konseptual, gambar kerja, sampai akhirnya terbangun, dan berkoordinasi dengan lapangan,” tutupnya.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.