Ia juga menjelaskan RSUD Cengkareng sudah bisa dan siap mengakomodir apa yang menjadi program pemerintah saat ini yakni layanan medical check up (MCU) namun tidak sementereng layanan rumah sakit tipe A.
“Layanan MCU ini memang selama ini sudah ada, namun jika ternyata ada pasien yang perlu membutuhkan pelayanan yang lebih intensif dan rutin, kami pun siap di layanan rawat jalan,” tambahnya sembari meminta peserta undangan yang hadir untuk terus menyampaikan pengembangan pelayanan di RSUD Cengkareng ini kepada warga atau masyarakat.
Baca Juga:
Heru Budi Lantik dr. Dyah Eko Judihartanti Jadi Direktur RSUD Cengkareng
Terkait program peningkatan layanan ke depan, dr. Dyah mengatakan sebanyak 400 tempat tidur rawat inap yang tersedia saat ini akan disesuaikan dengan regulasi kelas rawat inap standar.
“Ini pun kami upayakan untuk disesuaikan. Jadi minimal jumlah tempat tidur rawat inap di kelas 3 menjadi 4 tempat tidur dari sebelumnya ada ruangan yang memiliki 10 tempat tidur. Tahun depan tidak ada lagi itu. Semua jumlah tempat tidur di ruang rawat inap ada 4,” ungkapnya.
Upaya ini dilakukan RSUD Cengkareng selain untuk menyesuaikan regulasi yang ada, juga agar pasien lebih nyaman.
Baca Juga:
Polusi Udara di Jakarta Terus Memburuk, Begini Saran Dokter RSUD Cengkareng
Selain itu, upaya lain yang telah dilakukan adalah ruangan IGD sudah lebih luas termasuk ruangan untuk penanganan pasien kanker, stroke, jantung, dan kesehatan ibu dan anak (KIA).
“IGD KIA juga sudah baru. Di IGD sudah langsung bisa tindakan operatifnya di lantai yang sama, dan pelayanan buka selama 24 jam selama 7 hari,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan RSUD Cengkareng pada 2025 akan menyediakan layanan magnetic resonance imaging (MRI) sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke rumah sakit lain.