Upaya pengembangan dan pelayanan yang terus dilakukan RSUD Cengkareng ini tentu membutuhkan masukan dan saran dari semua pihak agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengimbau agar masyarakat yang hendak berobat maupun mendaftar ke RSUD Cengkareng mau menggunakan sistem online lewat mobile JKN untuk mengurangi antrian atau penumpukan di rumah sakit.
Baca Juga:
Rancangan Awal RKPD Tahun 2026, Pemkab Paluta Selenggarakan Forum Konsultasi Publik
Namun, ia melihat fasilitas pendaftaran mobile JKN ini kurang dimaksimalkan. Buktinya, masyarakat yang mau berobat atau periksa lebih senang menunggu di rumah sakit atau duduk-duduk pagi di area taman rumah sakit padahal jam periksanya pada siang hari.
“Memang ada keunikan, pelanggan-pelanggan kami ini lebih senang nunggu di RS meskipun sudah tahu waktu periksa agak siang tapi datangnya dari pagi. Ternyata mereka senang duduk-duduk pagi di area taman rumah sakit. Ini juga salah satu upaya kami untuk memberikan kenyamanan,” tambahnya.
Terakhir, dr. Dyah mengajak semua pihak untuk berkolaborasi memberikan masukan tidak hanya melalui forum resmi seperti FKP ini tapi juga melalui program-program lainnya bersama masyarakat sekitar.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Senada, Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Barat, dr. Erizon Safari dalam sambutannya mengatakan bahwa RSUD Cengkareng merupakan rumah sakit terbesar di Jakarta Barat yang keberadaanya sangat penting tidak saja untuk masyarakat Jakarta Barat namun juga untuk sebagian masyarakat di wilayah Jakarta Utara seperti Penjaringan dan Kapuk, bahkan Kepulauan Seibu.
“Karena itu yang terjadi saat ini, mau tidak mau RSUD Cengkareng menjadi sulit dan tidak bisa menolak pasien,” katanya.
Ia juga melihat RSUD Cengkareng begitu dicintai masyarakat. Mereka lebih senang menunggu dua hari di IGD, asal tetap di rumah sakit.