WahanaNews.co I Berdasarkan survei yang dilakukan lembaga riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menunjukkan bahwa sebanyak 77,1 persen responden dari keluarga miskin menyatakan tidak menurunkan konsumsi rokok-nya selama pandemi, bahkan cenderung meningkat.
Baca Juga:
Setuju Larangan Penjualan Rokok Ketengan, YLKI: Instrumen untuk Mengurangi Kemiskinan
Direktur IDEAS Yusuf Wibisono menjelaskan survei tersebut digelar di lima wilayah aglomerasi utama di Indonesia yaitu Jakarta Raya (Jabodetabek), Semarang Raya, Surabaya Raya, Medan Raya dan Makassar Raya. Survei dilakukan kepada 1.013 kepala keluarga miskin secara tatap muka.
Dengan berposisi sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah, sebesar 73,2 persen perokok miskin mempertahankan pengeluaran rokok-nya meski kondisi ekonomi menurun.
Baca Juga:
Bantu Tangkis Kabar Buruk dari G20, Sri Mulyani Minta AHY Turun Tangan
"Dengan kata lain, pengeluaran kebutuhan lain yang turun atau bahkan ditiadakan agar dapat terus merokok dengan kuantitas yang sama," kata Yusuf, Kamis (01/07).
Bahkan, Yusuf menambahkan 39,7 persen responden mengaku rela membeli lebih mahal rokok pilihannya, yang di masa pandemi harganya meningkat.