Karena itu, pertolongan pertama harus dilakukan segera ketika seseorang tidak bernapas atau kehilangan sirkulasi darah. Di sinilah pentingnya Bantuan Hidup Dasar (BHD), keterampilan sederhana yang bisa menyelamatkan nyawa.
Senada, dr. A Sari Sri Mumpuni, Sp.JP dari RS Pondok Indah Jakarta, juga mengingatkan pentingnya kemampuan masyarakat dalam melakukan BHD. Ia menjelaskan, setiap 90 detik satu orang meninggal dunia akibat henti jantung.
Baca Juga:
Boleh Diminum Tiap Hari, Tapi Begini Risiko Jika Konsumsi Kefir Berlebihan
“Ketika jantung berhenti berdenyut akan menyebabkan otak rusak permanen dalam waktu 3-6 menit. Itu sebabnya korban harus segera ditolong dengan melakukan bantuan hidup dasar dalam 4 menit pertama agar aliran darah berjalan normal kembali,” papar dr. Sari, melansir Kompas.
Langkah pertama dalam BHD adalah memastikan keselamatan penolong, pasien, dan lingkungan. Pasien harus diletakkan di tempat aman dalam posisi telentang.
Selanjutnya, cek respon korban dengan memanggil atau menepuk tanpa mengguncang tubuhnya. Bila korban tidak merespons dan tidak bernapas, segera anggap sebagai henti jantung.
Baca Juga:
Gejala Awal Sudden Cardiac Death (SCD) yang Diduga Picu Kematian Mendadak Marissa Haque
“Tetapi jika napas pasien teratur, tidak perlu dilakukan BHD,” kata dr. Sari.
Langkah berikutnya adalah memanggil bantuan dari orang sekitar atau petugas medis, tanpa meninggalkan korban. Setelah itu, lakukan kompresi dada dengan kuat dan cepat di titik tengah dada, di antara kedua puting.
Kompresi dilakukan 100-120 kali per menit dengan kedalaman 5-6 sentimeter, memberi waktu dada mengembang setiap kali tekanan selesai.