“Apakah dia pernah membayangkan apa yang akan terjadi jika orang yang dituduh langsung dieksekusi tanpa pengadilan atau perwakilan?” tambahnya.
Paul menilai pemikiran Vance adalah “sentimen yang hina dan tidak berpikir panjang untuk mengagungkan pembunuhan seseorang tanpa pengadilan.”
Baca Juga:
PBB Tolak “Garis Kuning” Israel, Tegaskan Batas Gaza Tak Boleh Diubah
Sementara itu, Trump sendiri sudah lama berjanji akan menumpas kartel narkoba yang dia sebut sebagai biang kematian akibat overdosis di AS.
Tren de Aragua menjadi fokus utama Trump karena reputasinya yang dikenal brutal, mulai dari perdagangan seks, penyelundupan narkoba, hingga kekerasan ekstrem.
Trump bahkan telah menetapkan Tren de Aragua sebagai organisasi teroris asing yang memungkinkan diberlakukannya sanksi keuangan dan pembatasan lain, meski tidak otomatis memberi kewenangan menggunakan kekuatan mematikan.
Baca Juga:
Danrem 042/Gapu Hadiri Pelepasan Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar
Meski seorang presiden memiliki kewenangan untuk menggunakan militer demi kepentingan nasional, belum jelas apakah dasar hukum itu berlaku dalam kasus ini, karena secara historis anggota kartel diperlakukan sebagai penjahat yang tetap berhak atas proses hukum.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.