WahanaNews.co, Jakarta – Bisnia satu keluarga yang tewas karena diduga bunuh diri di apartemen daerah Penjaringan, Jakarta Utara diungkap polisi. Ternyata pernah mempunyai bisnis kapal ikan.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Siagian menyebut bisnis tersebut bangkrut saat pandemi Covid-19 lalu.
Baca Juga:
Diduga Bunuh Diri, Anggota Polres Dairi Ditemukan Tewas di Ruang Kerjanya
“Dulu yang bersangkutan ini punya kapal ikan, saya kurang paham pemilik atau apanya. Tapi pas Covid usahanya ini bangkrut," kata Hady kepada wartawan, Senin (18/3/2024) melansir CNN Indonesia.
Hady mengatakan setelah bisnis kapal ikan itu bangkrut, kondisi perekonomian keluarga itu pun mulai berantakan. Namun, kata Hady, pihaknya masih mendalami aksi bunuh diri ini dipicu motif ekonomi atau bukan.
Termasuk, dugaan bahwa satu keluarga itu terjerat utang pinjaman online (pinjol) juga masih didalami oleh penyidik Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara.
Baca Juga:
Warga Kulon Progo Dihebohkan Percobaan Bunuh Diri Wanita di Jalur Kereta Api
"Itu belum bisa saya jawab, pinjolnya pinjol apa. Handphonenya saja enggak bisa dibuka," ujarnya.
Satu keluarga yang terdiri dari empat orang ditemukan tewas karena diduga bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Tower Topaz, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).
Keempatnya adalah pria berinisial EA (50), perempuan AIL, laki-laki JWA (13), dan perempuan JL (16).
Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan keempat korban tiba di apartemen sekitar pukul 16.02 WIB dengan menggunakan mobil Grand Max.
Agus menyebut berdasar rekaman di CCTV, EA sempat mencium kening tiga anggota keluarganya itu sebelum terjun. Tak hanya itu, mereka juga lompat dari lantai 22 dengan kondisi tangan saling terikat.
"Para korban ini masuk dalam lift, terekam (dalam CCTV), ini EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya. Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas," kata Agus, Senin (11/3/2024).
[Redaktur: Alpredo Gultom]