Klaster keempat adalah pemantau korban, melibatkan AW, EWH, RS, dan AS, sementara satu tersangka lain berinisial EG masih buron dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Rangkaian perencanaan dimulai Juni 2025 ketika Candy alias Ken merancang pemindahan dana rekening dormant ke rekening penampungan dengan menggandeng Dwi Hartono untuk mencari target.
Baca Juga:
Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Tersangka Kopda FH Diduga Terima Imbalan Uang
Pada Juli 2025, target jatuh pada Ilham setelah tim memperoleh kartu namanya, dan diskusi pun berkembang dengan dua opsi: memaksa korban lalu melepasnya atau memaksa sekaligus menghilangkan nyawanya.
Pertemuan teknis berlanjut pada 16–18 Agustus 2025 di sejumlah kafe kawasan Cibubur antara Dwi Hartono, AAM, JP, dan Serka N, hingga akhirnya Kopda FH direkrut untuk menyediakan tim lapangan.
Pada 19 Agustus 2025, Kopda FH merekrut Eras dan kawan-kawan sebagai eksekutor, dan keesokan harinya korban diculik di parkiran supermarket Pasar Rebo dengan Toyota Avanza putih lalu dipindahkan ke Fortuner hitam di Kemayoran.
Baca Juga:
Keluarga Korban Terpukul, Kasus Penculikan Kacab BRI Libatkan Oknum TNI
Selama perjalanan, korban mengalami penganiayaan berat hingga gagal dibawa ke safe house karena tempat tersebut sudah ditempati pihak lain, sehingga korban diturunkan dalam kondisi kritis di persawahan Cikarang.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim, menegaskan Ilham sudah dianiaya sejak awal penculikan.
“Korban melakukan perlawanan sehingga dipukuli, dilakban, dan diikat, setelah dipindahkan ke Fortuner korban kembali dipukuli hingga lemas,” ujarnya.