"Saat kami datang ke rumah itu, ayah angkat dan ibu tirinya juga datang ke sana. Ibu tirinya ngaku sudah seminggu terakhir dia mutar-mutar di komplek itu. Saya heran, ngapain mutar-mutar, kenapa nggak masuk. Waktu dicongkel gembok pintu itu, malah ibu tirinya bilang bukan gitu bang cara bukanya," ujarnya.
Kemudian mereka masuk ke dalam rumah dengan penerangan lampu handphone sebab kondisi rumah saat itu gelap gulita. Saat itulah Mahira ditemukan sudah tak bernyawa di dapur rumah. Ia heran saat melihat respon ayah angkat Mahira dan istrinya biasa saja.
Baca Juga:
Otak Pelaku Pemerkosaan Siswi SMP Hingga Tewas di Palembang Sempat Ikut Yasinan Korban
"Jadi pas masuk, kan lampu mati. Saya masuk pakai senter Hp tersandung di meja. Lalu bapak angkat nya ini langsung bilang wah itu Mahira terpeleset. Padahal waktu itu mati lampu. Respon mereka waktu menemukan mayat biasa saja tidak ada kaget atau sedih," urainya.
Tak jauh dari jasad Mahira ditemukan botol Baygon yang tertutup rapat. Kondisi jasad Mahira juga mengenaskan.
Tubuhnya masih utuh, akan tetapi kepalanya tinggal tengkorak dan mengalami luka bakar. Tak jauh dari situ, ditemukan surat yang seolah olah menyiratkan Mahira bunuh diri. Oky memastikan surat wasiat itu bukan tulisan Mahira alias dipalsukan.
Baca Juga:
Ditinggal Istri dan Anak Merantau, Pria di Nias Ditemukan Tak Bernyawa di Dapur Rumahnya
"Jadi ada surat di situ tertanggal 23 April 2023. Isi suratnya seolah olah Mahira ini merajuk karena gak diajak ke Padangsidimpuan. Isinya Aku sebel lihat bapak ku. Tapi surat itu ganjil. Karena dia gak pernah ngomong aku, tapi Ira. Terus bapak ku, dia gak pernah bilang bapak tapi papa. Kami duga itu surat bukan dia yang buat. Lalu ada Baygon di lokasi. Tapi botolnya ditutup rapat. Kalau memang bunuh diri apa masih sempat dia nutup botolnya," ungkapnya.
Setelah Mahira ditemukan tak bernyawa, ayah angkatnya meminta agar jasad Mahira langsung dikebumikan pada malam itu juga. Mereka sempat melarang dilakukan otopsi. Akhirnya, jasad korban dikebumikan pada 4 Mei 2023. Lalu Oky dan ayah kandung Mahira pun membuat laporan ke Polsek Patumbak.
"Mereka sempat larang korban diotopsi. Kayak panik aja gitu. Terus waktu di Polsek Patumbak, ayah angkatnya ini sempat mengaku kalau dia ayah kandung korban. Karena itulah ayah kandung korban yang asli datang bawa kartu keluarga ke kantor polisi," ungkapnya.