WahanaNews.co | MF (16), santri yang diduga menjadi korban penganiayaan puluhan santri di pondok pesantren (Ponpes) An-Nur 1 Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur masih menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
Terlihat luka yang terparah di bagian pelipis kepala kanannya. Di pelipis ini balutan perban masih terpasang dengan kondisi pelipis mata kanannya juga lebam.
Baca Juga:
Polisi Tangkap Pelaku Pengeroyokan yang Mengaku Debt Collector di Bekasi
Luka lebam juga terlihat di beberapa anggota tubuh lainnya, seperti di kening, kepala, tangan, hingga kaki. Bahkan, hingga di bagian dada juga terlihat luka lebam dan adanya benjolan.
MF menceritakan, awalnya ia sedang melihat film di masjid atas Ponpes sehabis kegiatan Yasinan, pada Kamis malam 15 Desember 2022. Tak berselang lama ia dipanggil oleh satu temannya menemui Johan, untuk turun ke kamar D3. Di situ, ia disuruh menunggu santri lain atas Ravi dan Wisnu.
"Kan katanya saya dilihatnya, Yasin itu katanya saya membuka lemari katanya di pukulin. (Alasannya) ya itu katanya maling," ucap MF, ditemui di rumahnya di Perumahan Villa Podo Rukun Blok 5, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, pada Sabtu (17/12/2022).
Baca Juga:
Soal Periksa Hercules Kasus Bakar Mobil dan Penganiayaan Polisi Depok, Kapolda Buka Suara
Saat itulah pemukulan pertamanya diterimanya. Ada sekitar 10 orang di kamar B3 yang memukulnya. Pemukulan itu pun berlanjut dialaminya di beberapa kamar lainnya, total ada empat kamar yang 'menggilirnya' dengan tangan kosong, dengan estimasi ada sekitar 20 - 30 santri, yang mayoritas juga bersekolah di SMK An-Nur dari kelas 2 dan 3.
"(Dipukuli di) empat tempat, (setiap tempat pelaku pemukulnya) ada yang beda, ada yang sama, tapi yang mukul 20 - 30 lebih," tuturnya.
MF mengaku tak tahu menahu kenapa ia dituduh mencuri. Sebab alasan santri lain, hanya ada seseorang yang melihatnya membuka sebuah lemari. Padahal, saat itu ia sama sekali tak pernah mengambil uang sepeser pun.