"Buktinya katanya mbuka lemari itu aja," jawab MF, siswa kelas X TKJ SMK An-Nur.
Sementara itu ayah korban Herdi Arlianto menuturkan, ia terkejut ketika melihat anaknya pulang pada Jumat pagi 16 Desember dari Ponpes An-Nur 1. Saat itu, dirinya melihat anaknya pulang dalam kondisi penuh luka di kepalanya. Bahkan, beberapa bagian tubuhnya juga mengalami luka lebam dan memar.
Baca Juga:
Polisi Tangkap Pelaku Pengeroyokan yang Mengaku Debt Collector di Bekasi
"Saat itu kan saya lagi di rumah tidur sama bayi, dia ini cerita, saya cuma diceritakan, katanya dipukuli beberapa santri. Yang jelas kalau ngomong yang jujur ‘aku dituduh mencuri’ intinya seperti itu, nominalnya 100 sama 50 ribu, bukan 150 ribu, satu dompet intinya dua berbeda," jelas Herdi.
Herdi sempat menekankan pertanyaannya mengenai tuduhan mencuri itu ke anaknya. Namun, MF beberapa kali memang menyatakan jujur tidak melakukannya.
"Terus saya ngomong kamu nyuri apa tidak? Kalau kamu nyuri kamu juga saya, intinya saya juga akan lapor polisi, kamu juga akan dihukum karena kamu mencuri, dia (MF) omong mboten (berkata tidak) intinya begitu," tandas Herdi.
Baca Juga:
Soal Periksa Hercules Kasus Bakar Mobil dan Penganiayaan Polisi Depok, Kapolda Buka Suara
Pihak ponpes sendiri hingga berita ini dinaikkan tidak bersedia dikonfirmasi. Kepala Ponpes An-Nur Ahmad Sulusin bahkan meminta awak media tidak memberitakan dugaan penganiayaan ini.
"Mohon tidak berita tentang ini kami tidak mengizinkan. Terima kasih," jawab Sulusin melalui pesan singkatnya.
Sebagaimana diberitakan, MF (16) santri di Ponpes An-Nur 1 Bululawang, Kabupaten Malang diduga menjadi korban penganiayaan oleh puluhan santri lainnya. Ia dituduh mencuri uang dua kali oleh santri lainnya dan dipukuli sampai mengaku, pada Kamis malam, 16 Desember 2022.