WahanaNews.co, Surabaya – Rekontruksi kasus penganiayaan yang dilakukan oleh GRT (31)menyebabkan pacarnya, DSA (29), tewas digelar Penyidik Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya. Tersangka yang merupakan anak anggota Fraksi PKB DPR RI, Edward Tannur, dihadirkan dalam rekonstruksi tersebut.
Melansir dari VIVA, rekontruksi digelar pada Selasa, (10/10/2023), di Blackhole KTV sebuah tempat karaoke di Jalan Mayjen Jonosewojo, Pradah Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya, Jawa Timur.
Baca Juga:
Saat Kampaye Paslon Pilkada Talaud Libatkan Perangkat Desa Kini Jadi Tersangka
Tersangka hadir dengan mengenakan rompi tahanan dan tangan terborgol. Ia didampingi penasihat hukumnya. Sementara dari pihak korban diwakili oleh tim kuasa hukum.
Kuasa hukum korban, Dimas Yemahura Al Farauq, mengaku tak Hadir. "Namun ada perwakilan di sana, sudah dimulai," ujarnya dihubungi VIVA.
Lokasi pertama rekonstruksi ialah di basement tempat parkir. Di lokasi ini tersangka melindas sebagian tubuh korban dengan mobilnya. Adegan itulah yang diperagakan tersangka. Lokasi kedua ialah di apartemen tersangka, lokasi korban dibawa dan akhirnya lemas tak berdaya.
Baca Juga:
Beberapa Aset Milik Hendry Lie Tersangka Kasus PT Timah Sudah Disita Kejagung
Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya, Komisaris Polisi Teguh Setiawan, menjelaskan, rekonstruksi tersebut digelar untuk mengungkap fakta atas peristiwa penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia. "Agar terang-benderang," ujarnya.
Sementara itu, Legal Permanent Blackhole KTV, Sudiman Sidabuke, menegaskan bahwa pihaknya akan kooperatif dalam mengikuti segala proses hukum kasus tersebut. Dia berharap Kasus tersebut menemui titik terang.
Diberitakan sebelumnya, Penyidik Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya menetapkan GRT sebagai tersangka dalam kasus kematian DSA, perempuan cantik yang diduga meninggal karena dianiaya di tempat karaoke di kawasan Lenmarc Mall Surabaya. GRT merupakan pacar dari DSA.
“Atas dasar hasil penyidikan, maka kami telah meningkatkan status saksi GR dari saksi kami tingkatkan menjadi tersangka dengan sangkaan Pasal sangkaan 351 Ayat (3) KUHP dan atau Pasal 359 KUHP dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara,” kata Kapolrestabes Surabaya, Komisaris Besar Polisi Pasma Royce saat merilis kasus itu, Jumat, 6 Oktober 2023.
Kombes Pasma menjelaskan, kasus itu bermula ketika pada Selasa, 3 Oktober 2023, sekira pukul 18.30 WIB, GR dan DSA dihubungi rekannya dan mengajak untuk menikmati hiburan malam di Blackhole KTV di kawasan Lenmarc Mall Surabaya. Saat itu, GR dan DSA tengah makan di Ciputra World atau Ciworld.
“Mereka berdua menjalin hubungan sejak bulan Mei 2023, kurang lebih 5 bulan,” ujarnya.
Sekira pukul 21.00 WIB, GR dan DSA kemudian datang ke tempat karaoke Blackhole KTV. Keduanya langsung bergabung dengan teman mereka di Room 7 dan bernyanyi bersama. “[Mereka] Sambil minum minuman keras,” tandas Kombes Pasma.
Pada Rabu, 4 Oktober 2023 sekira pukul 00.10 WIB, GR dan DSA terlibat pertengkaran. GR bahkan menganiaya dengan menendang kaki kanan korban hingga jatuh terduduk. GR juga memukul kepala korban dengan botol Tequila sebanyak dua kali. Cekcok antara keduanya terus terjadi hingga ke tempat parkir.
Di tempat parkir, DSA yang sudah dalam kondisi lemas kemudian duduk bersandar ke bagian pintu kiri mobil milik GR. Sementara GR memasuki mobilnya. Dari posisi terparkir, GR lalu melajukan mobilnya berbelok ke kanan. Akibatnya, korban terjatuh dan sebagian tubuhnya terlindas ban mobil. Tubuh korban juga terseret hingga lima meter.
Setelah ditegus petugas keamanan, GR baru memasukkan korban ke dalam mobil dan melaju menuju apartemen di kawasan PTC. Sekira pukul 01.15 WIB, korban diketahui lemas. GR lalu membopong korban dan mendudukkannya di kursi roda. GR juga melakukan pertolongan pertama dengan memberikan bantuan napas dan menekan dada korban.
“Tapi tidak ada respons [dari korban],” tandas Kombes Pasma.
GR kemudian membawa DSA ke RS National Hospital Surabaya. Sayang, sekira pukul 02.30 WIB, pihak rumah sakit menyatakan korban meninggal dunia. Polisi pun melakukan penyelidikan dan penyidikan, hingga kemudian ditemukan adanya unsur pidana dan GR ditetapkan sebagai tersangka.
[Redaktur: Alpredo Gultom]