WahanaNews.co | "Saya orang yang mengerikan," itulah kalimat pertama yang diucapkan oleh Reynhard Sinaga saat ia ditahan atas kasus perkosaan.
Matt Gregory adalah detektif polisi yang pertama kali tiba di lokasi kejadian --di mana Reynhard ditemukan babak belur nyaris pingsan di apartemennya, di Manchester, Juni 2017.
Baca Juga:
Ganteng tapi Psikopat, Kejahatan Terapis Ini Akhirnya Terbongkar
Gregory pula yang akhirnya berhasil memaksa Reynhard menyerahkan kode untuk membuka ponselnya, yang berisi video seorang pria dengan celana melorot hingga ke pergelangan kaki dan tampak sedang diperkosa --oleh Reynhard, pria yang persis ada di depannya.
Ini adalah salah satu adegan dalam film dokumenter BBC, Catching A Predator, yang menggambarkan upaya tim dari Kepolisian Manchester Raya untuk meringkus Reynhard.
Penyelidikan ini dipimpin oleh tiga detektif polisi, yang pada awalnya tak menyangka bahwa kasus yang melibatkan Reynhard berjumlah sebanyak ini.
Baca Juga:
Sepakati RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual, Presiden KAI Apresiasi DPR RI
Dorothy Orr, salah satu detektif yang berbicara dalam dokumenter ini mengisahkan bagaimana Reynhard mengelak semua tuduhan saat wawancara pertama, meskipun bukti video menyatakan sebaliknya.
"Dia berbaring di sana dan menangis, dari awal sampai akhir [wawancara]. Saya merasa dia menangis bukan karena apa yang menanti dia di masa depan, tapi hanya sekadar taktik untuk menipu, bahwa dia sebenarnya korban yang tidak dipercayai orang," kata Orr.
"Jika Anda belum pernah bertemu Reynhard Sinaga, Anda tidak akan menyadari bagaimana dia bisa memanipulasi Anda," imbuhnya.
Kimberly Hames-Evans, detektif lain, mengatakan temuan tiga TB data --setara dengan data 750.000 foto dan 750 DVD-- "sangat mengerikan".
"Ada video demi video pria-pria muda menerima kekerasan seksual dan diperkosa," kata dia.
Hames-Evans jugalah yang kemudian harus melakukan perjalanan "ke segala penjuru negeri, bahkan sampai ke luar negeri" untuk menemukan korban Reynhard dan memberitahu apa yang terjadi kepada mereka, meski ia tahu informasi ini bisa menghancurkan hidup mereka.
"Mereka terdiam dan Anda [bisa] melihat wajah mereka berubah, [mereka langsung] pucat. Ini reaksi yang sangat wajar. Seakan-akan mereka berkata 'ya Tuhan' di wajah mereka," ujarnya.
"Dan saya tahu, dengan memberikan informasi ini berarti saya telah menghancurkan hidup orang tersebut, dan saya bisa melihatnya," sambungnya.
Di Inggris, semua korban serangan atau kejahatan seksual memiliki hak anonimitas seumur hidup.
Namun Daniel, salah satu korban Reynhard yang muncul dalam dokumenter ini, memilih untuk berbicara di depan kamera untuk pertama kalinya.
Daniel juga menjawab satu pertanyaan kunci dalam dokumenter ini: Apakah dia berharap polisi tidak pernah datang mengetuk pintunya hari itu?
"Tidak. Apa yang tidak saya ketahui lebih sulit daripada akhirnya mengetahuinya," katanya.
Korban Angkat Bicara untuk Pertama Kalinya
Tahun lalu, Reynhard divonis hukuman penjara seumur hidup setelah dinyatakan bersalah membius dan memperkosa 48 pria di apartemennya di Manchester.
Baru-baru ini, Kepolisian Manchester Raya merilis foto Reynhard Sinaga saat dia ditangkap dalam kondisi babak belur pada 2017 lalu.
Reynhard ditangkap setelah seorang korbannya siuman saat diperkosa dan melakukan perlawanan.
Kepolisian meyakini korban mahasiswa doktoral ini mencapai lebih dari 200 pria.
Daniel, korban Reynhard yang pertama kali membuka identitasnya, mengaku dirinya "tidak ingat apa-apa" ketika siuman di apartemen Reynhard.
Baru ketika detektif dari Kepolisian Manchester Raya memperlihatkan foto-foto serangan Reynhard dua tahun lalu, dia menyadari dirinya telah diperkosa.
"Mengerikan melihat diri saya begitu rapuh dalam foto-foto yang diabadikan orang lain," ujarnya.
"Anda bisa melihat saya dalam keadaan koma … saya tampak [seperti] sudah meninggal," tambahnya.
Pada Senin (4/10/2021) lalu, Kepolisian Manchester untuk pertama kalinya merilis foto Reynhard Sinaga saat ditangkap pada 2017.
Dalam foto itu, Reynhard tampak babak belur dengan lebam di kedua matanya.
Beberapa lembar selotip medis menutup luka-luka di bagian alis mata.
Reynhard dipukuli oleh salah satu korbannya --seorang atlet-- yang siuman dan melawan saat tengah diperkosa.
Polisi merilis foto ini untuk pertama kalinya jelang penayangan film dokumenter BBC berjudul Catching a Predator, yang mengisahkan investigasi polisi dalam usaha mereka menangkap Reynhard.
Berbicara kepada BBC Two dalam dokumenter bertajuk Catching a Predator, Daniel mengatakan dirinya memutuskan angkat bicara untuk membantu para korban Reynhard.
"Untuk bisa bicara sebagai pria bahwa saya telah diperkosa adalah hal yang sangat sulit," kata Daniel.
"Membuat saya begitu rapuh," lanjutnya.
Dihukum Penjara Seumur Hidup
Reynhard Sinaga dihukum penjara seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris, pada Januari 2020, setelah dinyatakan bersalah dalam 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria, selama rentang waktu 2,5 tahun dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017.
Hakim Suzanne Goddard dalam putusannya pada Senin (6/1/2020), menggambarkan Reynhard sebagai "predator seksual setan" yang "tidak akan pernah aman untuk dibebaskan".
Dalam catatan pengadilan terungkap bahwa pria berusia 38 tahun itu "membuntuti" calon korban yang terpisah dari teman-temannya saat berhura-hura pada malam hari.
Reynhard kemudian menggiring calon korbannya ke apartemennya di Jalan Princess, Kota Manchester.
Daniel menjadi korban ketika dirinya sedang merayakan ulang tahunnya bersama teman-temannya pada 2015.
Dia terpisah ketika mereka pergi menumpang taksi ke rumah masing-masing.
"Saya perlu ke toilet jadi saya pergi ke sebuah gang. Saya tidak ingat apa-apa setelah itu," paparnya.
Pagi harinya dia bangun di sofa berpakaian lengkap, merasa "pusing dan "tidak ingat apa-apa".
"Lalu saya melihat ada kaki orang sedang berjalan dan saya hanya mematung," ujar Daniel.
"Kemudian mereka meninggalkan ruangan. Saya langsung bangkit dan lari keluar," imbuhnya.
Daniel mengaku tidak pernah mempertimbangkan untuk melapor ke polisi karena dia "meragukan diri sendiri", "merasa bodoh", dan "tidak tahu apa yang telah terjadi".
Belakangan, ketika seorang detektif sedang menyelidiki Reynhard Sinaga --melalui investigasi yang digelar pada Juni 2017-- dan menemui Daniel, terungkaplah tentang apa yang sudah terjadi.
"Saya bisa melihat cara dia [sang detektif] menatap mata saya bahwa dia mengenali saya," ucap Daniel.
Menurut Daniel, sang detektif memperlihatkan foto-foto serangan seksual yang dilakukan Reynhard.
"Tidak bisa dibantah, itu adalah saya. Anda bisa melihat tato saya," katanya.
"Ada sedikit rasa lega karena saya akhirnya tahu apa yang telah terjadi dan logikanya masuk, tapi mungkin bukan rasa lega yang saya inginkan," jelas Daniel.
Detektif Dorothy Orr mengatakan, berbagai rekaman video yang dibuat Reynhard "mengejutkan" dan "mengerikan", khususnya karena korban "tidak berdaya".
"Tatkala seseorang memanfaatkan orang lain ketika mereka sakit secara fisik dan muntah-muntah, itu hal yang menjijikkan," kata dia.
Iain Simkin, penuntut utama dalam perkara Reynhard, menyebut pria itu "buas".
Menurutnya, dalam salah satu video, Reynhard merekam adegan dirinya sedang memerkosa dua pria di apartemennya selama berjam-jam.
Iain menyebut kejadian itu "lebih buruk dari kisah horor Gothic".
Jaksa penuntut di pengadilan mengatakan dirinya berharap kasus ini meningkatkan pemahaman soal pemerkosaan terhadap laki-laki.
Dia menyebut kasus ini sebagai "contoh dari bagian terburuk perilaku manusia".
Daniel, korban Reynhard, mengaku dirinya ditawari pendampingan, "tapi yang paling membantu adalah berbicara kepada ayah saya."
"Kaum pria tidak berbincang soal pemerkosaan terhadap pria, tapi tanggapannya luar biasa," pungkasnya. [qnt]