Sebanyak 95% kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh Chevron Standard Limited (CSL).
Belum ketahuan, berapa total
nilai aset MCTN maupun harga penawaran yang bakal ditawarkan dalam transaksi
akuisisi MCTN kelak, semisal transaksi ini benar terjadi.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
Merujuk kepada pemberitaan sebelumnya,
PLN tengah melakukan negosiasi dengan CSL langsung, dan sudah berhasil capai
kesepakatan-kesepakatan pada bunyi pasal-pasal Conditional Share Purchase Agreement (CSPA).
Kalau berjalan sesuai
rencana, kelak tahapan ini bakal dilanjutkan dengan penandatanganan Share Purchasing Agreement.
Kepastian akan transaksi
akuisisi ini diperkirakan sudah bisa diketahui pada akhir Juni 2021 ini.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Pengamat Ekonomi Energi
Universitas Padjajaran, Yayan Satyaki, menduga, prospek pemulihan industri
pasca-krisis pandemi Covid-19 membuat PLN optimistis bisa mencatatkan
pendapatan yang baik dan berani melangsungkan akuisisi.
Terlebih, return on investment (RoI) untuk
investasi energi listrik, lanjut Yayan, biasanya memiliki prospek yang baik.
"Kita lihat, dengan pulihnya
negara maju karena vaccine rollout
yang cepat, memungkinkan barang-barang impor (ke negara maju) dari negara
Indonesia akan tinggi, sehingga akan meningkatnya produktivitas industri
manufaktur dan kebutuhan akan energi listrik ke depan, dan kita lihat
pertumbuhan industri setiap pasca-krisis itu bisa meningkat sangat signifikan,"
terang Yayan.