Menanggapi hibah dari Amerika Serikat tersebut, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan bahwa IKN yang bukan sekedar ibu kota yang hijau namun cerdas, tangguh, inklusif serta berkelanjutan, membutuhkan dukungan baik dalam bentuk investasi, pengetahuan, dan jaringan.
Investasi IKN, disebut Bambang, hanya didanai sebanyak 20 persen oleh APBN. Sedangkan sisanya yakni 80 persen berasal dari pendanaan pihak swasta.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Kemudian, pembangunan IKN juga membutuhkan banyak pengetahuan termasuk dari Amerika Serikat yang terdepan dalam teknologi.
“Dan jaringan, bukan hanya jaringan akademisi dalam membantu dari sisi pengetahuan tapi juga jaringan, pemasok atau supplier dan kami juga paham AS merupakan salah satu juara dalam hal ini. Itulah kenapa kami bekerjasama dengan USTDA,” tutur Bambang.
Bambang menjelaskan lebih rinci bahwa kolaborasi dengan USTDA berfokus pada pengembangan teknologi.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
Sebagai contoh, ia menekankan pembangunan teknologi di pusat komando dan kendali yang bertujuan untuk mengontrol perkembangan kota Nusantara, termasuk dampaknya pada iklim, sirkulasi transportasi, dan aspek lainnya.
"Kerja sama dengan USTDA memiliki dua fokus utama. Pertama, terkait dengan investasi, di mana terdapat beberapa investor yang tengah dieksplorasi kerjasamanya dengan kami. Kedua, berkaitan dengan pengembangan kapasitas pengetahuan, terutama dalam hal teknologi terbaru," tambahnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]