Bahlil menjelaskan, sejumlah media telah menampilkan foto-foto yang mengesankan aktivitas tambang terjadi di tengah kawasan wisata utama seperti Pulau Panemo.
Namun menurutnya, lokasi tersebut cukup jauh dari lokasi tambang sebenarnya.
Baca Juga:
Pengakuan UNESCO dan Perpres No 87 Tahun 2024 Tentang RIDPN, Argumen Kuat Untuk Menjaga Wilayah Raja Ampat Sebagai Kawasan Konservasi
"Saya sering ke Raja Ampat. Pulau Panemo dengan PT Pulau GAG itu kurang lebih sekitar 30 km sampai dengan 40 km," katanya.
Ia memastikan akan turun langsung ke lokasi untuk mengecek kebenaran laporan tersebut.
Kebetulan, Bahlil memang berencana mengunjungi Sorong dalam waktu dekat untuk mengecek sumur-sumur minyak dan gas di wilayah Kepala Burung seperti Fak-Fak dan Bintuni.
Baca Juga:
DPR Desak Evaluasi Tambang Nikel di Raja Ampat: Pariwisata Bisa Hilang
"Saya sendiri akan turun, tapi mungkin sambil itu saya akan mengecek langsung di lokasi Pulau GAG," ujarnya.
Meski meminta publik menahan diri, Bahlil tak menampik adanya persoalan sosial dan budaya yang belum terselesaikan oleh perusahaan tambang.
"Saya melihat ada kearifan-kearifan lokal yang belum disentuh dengan baik. Jadi saya akan coba untuk melakukan evaluasi," ucapnya di sela acara di Jakarta International Convention Center, Senin (3/6/2025).