Saat diperiksa keesokan harinya, seluruh fasilitas SP Ketambe dinyatakan rata dengan tanah akibat banjir, termasuk ruang pertemuan, ruang pustaka, kamar peneliti, musala, dapur umum, fasilitas air bersih, dan kereta gantung penyeberangan.
Sejarah panjang SP Orangutan Ketambe yang berdiri sejak 1971 oleh Pusat Penelitian Primata (PPA), Kementerian Kehutanan, dan WWF menjadikannya stasiun penelitian orangutan tertua di dunia.
Baca Juga:
Pengusaha Waswas Pemangkasan Transfer Daerah Picu Kenaikan Pajak
Sejak 2015, pengelolaannya dilakukan bersama oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) dan FKL, dan dari tiga stasiun di bawah BBTNGL, SP Ketambe menjadi lokasi dengan kerusakan paling parah akibat banjir dan longsor.
Selama lebih dari lima dekade beroperasi, SP Ketambe telah menghasilkan ribuan publikasi ilmiah dan melahirkan banyak pakar konservasi sehingga perannya sangat berpengaruh dalam penelitian orangutan di tingkat global.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.