Kendati sebagian besar ZOM diprediksi mengalami kondisi normal, terdapat sebagian kecil wilayah yang akan mengalami musim kemarau dengan sifat lebih kering dari biasanya atau sifat bawah normal.
BMKG mencatat, sekitar 14% ZOM diperkirakan mengalami kondisi ini, sehingga cuaca di wilayah tersebut akan terasa lebih panas dari biasanya.
Baca Juga:
Bibit Siklon Berpotensi Jadi Badai, BMKG Siaga Hadapi Pergerakan 96S
Beberapa wilayah yang masuk kategori lebih kering meliputi Sumatera Utara, sebagian kecil Kalimantan Barat, sebagian wilayah Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan wilayah selatan Papua.
Puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan terjadi antara Juni hingga Agustus di sebagian besar ZOM.
Bahkan, BMKG mencatat bahwa puncaknya bisa datang lebih awal dibandingkan biasanya di sejumlah wilayah.
Baca Juga:
Tanam Padi Serentak di Ogan Ilir, Langkah Nyata Menuju Swasembada Pangan
Wilayah-wilayah seperti Lampung bagian timur, pesisir utara Jawa bagian barat, pesisir Jawa Timur, sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah mulai merasakan dampak musim kemarau sejak April ini.
Memasuki bulan Mei, kemarau diprediksi meluas mencakup sebagian kecil Sumatera, sebagian besar wilayah Jawa Tengah hingga Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, serta bagian selatan Papua.
Untuk wilayah timur Indonesia seperti Maluku dan Papua, musim kemarau baru diperkirakan akan dimulai pada bulan Agustus 2025.