Secara keseluruhan, musim kemarau tahun ini diprediksi akan memasuki sekitar 409 ZOM atau 59% wilayah Indonesia, dengan waktu kedatangan yang sama atau lebih lambat dari biasanya.
BMKG juga melaporkan bahwa sekitar 60% ZOM akan mengalami curah hujan dengan intensitas normal, mirip dengan pola musim-musim kemarau tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga:
Bibit Siklon Berpotensi Jadi Badai, BMKG Siaga Hadapi Pergerakan 96S
Namun demikian, sekitar 26% ZOM diperkirakan mengalami musim kemarau dengan curah hujan musiman yang lebih tinggi dari biasanya atau sifat atas normal.
Wilayah-wilayah yang diperkirakan mengalami kondisi atas normal ini meliputi sebagian kecil Aceh, sebagian besar Lampung, wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, NTB, NTT, sebagian kecil wilayah Sulawesi, serta sebagian wilayah tengah Papua.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengingatkan bahwa sektor pertanian perlu bersiap menghadapi variasi musim kemarau ini.
Baca Juga:
Tanam Padi Serentak di Ogan Ilir, Langkah Nyata Menuju Swasembada Pangan
Ia mengimbau agar petani dapat menyesuaikan jadwal tanam sesuai kondisi daerahnya.
Penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap kekeringan serta pengelolaan air secara optimal sangat dianjurkan di daerah-daerah yang diprediksi mengalami kekeringan.
Sementara itu, wilayah yang mengalami musim kemarau lebih basah bisa memanfaatkannya dengan memperluas lahan pertanian, seperti sawah, demi meningkatkan produksi pangan nasional.