Lebih detail, Dwiyana menjabarkan mengenai bagaimana kereta ukur ini mampu menginspeksi jaringan prasarana KCJB secara akurat, real-time, dan otomatis saat melaju dengan kecepatan 350 km/jam.
Untuk pengukuran geometri lintasan KCJB, kereta ukur ini menerapkan teori inersia, pemrosesan gambar berkecepatan tinggi, dan teknologi laser berkecepatan tinggi.
Baca Juga:
Hingga Awal Oktober 2023, Pemerintah Selesaikan 170 PSN Senilai Rp1.299,41 Triliun
Dengan begitu, kereta ukur mampu melakukan pengukuran akurat terhadap lebar rel, kesejajaran rel, cross section/pertinggian rel kiri-kanan, dan lendutan rel.
Lalu untuk OCS, teknologi pengukuran kontak dan non kontak digunakan untuk mengukur parameter geometri kawat kontak, parameter interaksi antara pantograph dan kawat kontak, dan parameter power supply secara real-time. Ada juga Sistem pengukuran gaya untuk mengukur mengukur gaya kontak antara pantograph dan kawat kontak, hard spot, arcing, dan lainnya.
Ditambah sistem Pengukuran Optik untuk mengukur ketinggian kawat kontak, jarak stagger, jarak horizontal dan vertikal antara dua kabel kontak.
Baca Juga:
Kebutuhan Listrik Kereta Cepat Jakarta-Bandung, PLN Pastikan Aman
Untuk kebutuhan pemeriksaan komunikasi, kereta ukur akan dilengkapi peralatan untuk mengukur jangkauan sinyal komunikasi, gangguan medan elektromagnetik lingkungan, data suara dan data kontrol layanan penumpang, serta data kontrol kereta.
Sedangkan untuk pemeriksaan persinyalan, kereta ukur ini dirancang untuk mampu mengukur peralatan parameter persinyalan seperti balise, track circuit, kapasitor kompensasi, dan arus balik traksi.
Kereta ini juga memiliki peralatan untuk mengukur dan menguji gaya dinamika rel dengan parameter kekuatan rel-roda secara vertikal/lateral, koefisien derailment, rasio pengukuran beban roda, gaya wheelset lateral, akselerasi badan kereta secara vertikal/lateral, akselerasi kerangka lateral, dan akselerasi kontak gandar vertikal.