WahanaNews.co | Sebelum
memantapkan diri untuk maju sebagai calon Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasjid yang
saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk (INDY),
bercerita tentang proses yang ia tempuh.
Baca Juga:
Munas Kadin, Anindya Bakrie Terpilih jadi Ketum Gantikan Arsjad Rasjid
Sebagai sosok yang jarang muncul di publik, Arsjad mengaku
keinginan untuk mengabdi muncul saat hadir di sebuah forum bisnis di Negeri
Jiran saat usianya 48 tahun. Kala itu, ia mendapat rekomendasi sebuah buku,
yang isinya tentang apa yang bakal dilakukan setelah usia 50 tahun.
"Saat umur 48, pergi ke Singapura ada acara. Saya dapat
rekomendasi baca buku Half Time. Kehidupan ada babak half time atau istirahat.
Mau ngapain? Itu jadi kepikiran," kata Arsjad, beberapa waktu lalu.
Keinginan untuk mengabdi setelah usia 50 tahun belum
memudar, namun mulai menguat ketika ia terkena COVID-19 dan kemudian harus
menjalani operasi jantung di akhir 2020. Di situ, ia berhasil sembuh.
Baca Juga:
Perseteruan Kadin Memanas Lagi, Pengurus Munaslub Disebut Langgar Aturan
Baginya, kesembuhan itu seperti mukjizat karena berhasil
melalui ujian COVID-19 dan operasi jantung. Kemudian, ada senior di KADIN yang
meminta dirinya untuk memikirkan opsi maju di bursa calon ketua umum.
Setelah yakin, ia selanjutnya meminta masukan dari internal
keluarga. Ia mengibaratkannya sebagai Rapat Umum Perusahaan Luar Biasa atau
"RUPSLB" versi mini. Arsjad meminta masukan dari istri dan ketiga anaknya.
Semuanya mendukung.
Ia sedikit kaget juga, karena dirinya pernah menggelar
"RUPSLB" serupa saat ramai berseliweran calon menteri pada pemerintahan
Jokowi-Ma"ruf Amin tahun 2019 silam. Putri dan istrinya kala itu keberatan bila
Arsjad menjadi menteri dan bagian dari pemerintahan. Dengan canda, sang istri
mengaku tak bersedia ikut kegiatan ibu-ibu istri pejabat seperti Dharma Wanita.
"(Pas dekat
pengumuman Menteri Jokowi-Ma"ruf Amin) Ini 50:50, RUPSLB enggak pas. Saya usaha
enggak diangkat (jadi menteri). Waktu ini (KADIN), istri saya malah bilang, ini
bisa melayani dan kontribusi, tapi bukan pejabat negara. Saya dengarkan opini
mereka (anak dan istri)," tambahnya.
Saat restu dari keluarga sudah dikantongi, ia kemudian
berbicara dengan rekannya sesama pendiri Indika Energy, Agus Lasmono. Agus
mendukung pencalonan dirinya, dengan syarat tidak keluar dari perusahaan.
Arsjad Rasjid Ingin
KADIN yang Kolaboratif dan Inklusif
Arsjad mengaku motifnya maju benar-benar ingin mengabdi,
bukan sekadar ingin rutin ketemu menteri dan presiden. Kalau urusan bertemu
pejabat negara, menurutnya sudah sering sebagai seorang pengusaha dan CEO
perusahaan.
Ia ingin membawa organisasi KADIN sebagai "rumah" kolaborasi
dan terbuka atau inklusif buat teman-teman pengusaha serta asosiasi di pusat
maupun di daerah. Di mana, Arsjad bakal menempatkan KADIN daerah dan asosiasi
mirip dengan pemegang saham dalam sebuah korporasi. KADIN pusat sebagai induk
perusahaan akan memberikan dividen berupa value kepada anggotanya.
Ia juga bercerita, deklarasi yang dilakukan jauh-jauh hari
bisa menyerap seluruh aspirasi. Aspirasi itu memperkuat rencana dan programnya
seperti bakal mengubah struktur organisasi di KADIN. Konsepnya adalah akan ada
kabinet atau divisi di KADIN yang serupa dengan nama kementerian/lembaga di
pemerintahan. Misalnya, ada divisi atau menteri ESDM di internal KADIN.
Tujuannya agar komunikasi dengan regulator lebih tepat, kemudian bisa mengikuti
kebijakan dan memberikan masukan ke pemerintah. Selain itu, konsep ini bisa
juga menyalurkan aspirasi dari teman-teman pengusaha daerah dan asosiasi secara
tepat.
"Kita ada Menteri Pertanian, kalau ada buat policy bisa
ngobrol. Supaya man to man marking, karena policy banyak. Kita juga bisa
jembatani untuk policy," sebutnya. [dhn]