Waktu itu, kata Peter, kurs masih di kisaran
Rp 8.000 per dolar AS, sedangkan saat ini sekitar Rp 14.500.
Kedua, harga saham GIAA waktu itu Rp 625, saat
ini berada di level Rp 256.
Baca Juga:
Saat Menjadi Buangan Politik, Sosok Ini Jadi Teman Setia Anwar Ibrahim
"Silahkan hitung tapi menurut saya,
dalam kurun waktu 9 tahun kerugian CT saya hitung sudah Rp11,2 triliun termasuk
bunga belum hitung inflasi, banyak juga yah Mas Arya [Arya Sinulingga Staf
Khusus Menteri BUMN]?" tulisnya.
Kerugian yang disebutkan Peter tersebut masih
berupa potential loss selama Chairul Tanjung belum menjual sahamnya (cut
loss).
Adapun, posting-an Peter tersebut menjawab
ditujukan untuk menjawab posting-an Staf Khusus Menteri BUMN, Arya
Sinulingga, yang juga disertakan dalam unggahan Sang Komisaris GIAA.
Baca Juga:
CT Ungkap Gaya kepemimpinannya dalam Berbisnis 40 Tahun Terakhir
Sebelumnya, Peter mengungkapkan 7 penyebab
keuangan Garuda dalam kondisi kritis.
Sejumlah penyebab yang menjadi sororatan di
antaranya keputusan yang diambil Kementerian BUMN secara sepihak tanpa
koordinasi dan tanpa melibatkan Dewan Komisaris.
Melalui akun Facebook-nya, dia merilis
surat kepada Dewan Komisaris Garuda Indonesia yang berisi permohonannya kepada
para anggota komisaris.