Teknologi modern mendorong efisiensi dan produktivitas pangan nasional sehingga Indonesia mampu mencapai swasembada beras dan jagung lebih cepat dari target awal.
“Kami kini menggunakan AI di sektor pertanian untuk mengembangkan teknik pertanian yang presisi dan modern. Hal ini telah memungkinkan kami mencapai swasembada dalam produksi beras dan jagung. Target awal kami adalah mencapai swasembada dalam empat tahun, tetapi dengan penggunaan teknologi tinggi, pertanian presisi, dan kecerdasan buatan kami telah berhasil meningkatkan produksi hingga mencapai tingkat tertinggi dalam sejarah Indonesia semenjak kemerdekaannya,” jelas Presiden Prabowo.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Bertemu PM Selandia Baru Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan
Selain berbicara mengenai ketahanan pangan, Presiden juga menekankan pentingnya kerja sama global dalam menghadapi kejahatan lintas batas, termasuk penyelundupan, korupsi, perdagangan narkotika, dan perjudian daring yang berpotensi merugikan perekonomian negara.
“Diperkirakan Indonesia kehilangan sekitar 8 miliar dolar Amerika setiap tahun akibat aliran dana keluar yang disebabkan oleh perjudian daring,” ungkap Presiden Prabowo.
Dalam konteks pembangunan sumber daya manusia, Presiden Prabowo menambahkan bahwa pemerintah berkomitmen memperkuat pendidikan dan keterampilan digital masyarakat, terutama bagi generasi muda dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Baca Juga:
Prabowo Dorong Pemberdayaan UMKM dan Kerja Sama Lawan Kejahatan Lintas Batas di APEC
“Kami ingin berpartisipasi dalam semua inisiatif APEC yang bertujuan meningkatkan kapasitas di bidang teknologi dan pendidikan. Kami juga ingin memberdayakan usaha kecil serta memperkuat sistem kesehatan kami dalam menghadapi perubahan demografi,” ujar Presiden Prabowo.
Menutup pernyataannya, Presiden Prabowo menekankan bahwa penguasaan teknologi adalah syarat utama bagi kemajuan bangsa.
Ia menyerukan kolaborasi erat di kawasan Asia Pasifik untuk memastikan kemandirian teknologi dan kesejahteraan bersama.