Persoalannya adalah harga gas yang dikunci di angka US$ 6 per juta British thermal unit (mmbtu) tak ekonomis bagi PGN sebagai pemasok.
Direktur Perencanaan Korporat PLN, Evy Haryadi, mengatakan, pihaknya berkomitmen mengganti sejumlah pembangkit listrik berbahan bakar minyak (BBM) menjadi bahan bakar gas.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Pasalnya, konversi pembangkit diesel ke gas ini bertujuan untuk mengurangi biaya pembangkit PLN dan mengurangi impor BBM.
Namun, penggunaan unit regasifikasi seperti FSRU (floating storage regasification unit) milik PGN membuat biaya pembangkitan menjadi mahal.
Haryadi mengatakan, harga gas yang sudah dikunci di angka US$ 6 per mmbtu tidak wajar di fasilitas FSRU PGN.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Dia mengatakan, kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam menjalankan program konversi.
"Mungkin ada insentif untuk harga FSRU sehingga harga midstream ini bisa lebih rendah untuk menggantikan diesel yang lebih murah," kata dia, beberapa waktu lalu. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.