WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan pendekatan yang tidak biasa untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi nasional.
Hal ini ia sampaikan dalam pembukaan ajang Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-49 di ICE BSD City, Tangerang, Rabu (21/5/2025).
Baca Juga:
PLTU Masih Akan Ditambah hingga 2034, ALPERKLINAS Desak Pemerintah Minimalkan Dampak Emisi terhadap Dunia dan Masyarakat
Salah satu upaya yang akan ditempuh adalah reformasi besar-besaran dalam kebijakan sektor migas.
Bahlil menekankan bahwa pihaknya tidak lagi terikat pada sistem kontrak gross split maupun cost recovery yang selama ini menimbulkan perdebatan dalam dunia hulu migas.
“Kementerian ESDM terpaksa melakukan hal-hal yang di luar kelaziman, karena kalau hal-hal yang lazim rasanya lifting kita akan seperti itu saja. Pertama, kita melakukan perubahan regulasi besar-besaran dan tidak lagi kita persoalkan antara gross split atau cost recovery,” ujar Bahlil.
Baca Juga:
DPD RI Tegaskan Dampak Lingkungan dari Tambang Nikel di Raja Ampat
Menurutnya, perdebatan mengenai dua skema tersebut hanya menghambat langkah untuk meningkatkan daya saing produksi.
Karena itu, kementerian akan menetapkan model pembagian hasil yang lebih netral, tanpa berpaku pada salah satu pendekatan.
Untuk diketahui, skema gross split adalah model di mana pembagian hasil langsung dilakukan antara negara dan kontraktor tanpa penggantian biaya operasional.