Masih dalam rangkaian acara Management Walkthrough (MWT), rombongan mengunjungi lokasi pengeboran sumur Benuang D-2 (BNG-D2), Wilayah Kerja Pertamina EP Asset 2 Field Adera (Pertamina Hulu Rokan Regional-1 Zona-4), di Prabumulih, Sumatera Selatan. Pengeboran Sumur Benuang merupakan salah satu kegiatan operasi migas yang resikonya sangat tinggi, namun hingga saat ini, kegiatan yang dilakukan operator cukup lancar dengan hasil yang bagus.
Untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal, semua pihak perlu memahami pentingnya Health, Safety, Security and Environment (HSSE) atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Hal ini juga berlaku dalam kegiatan usaha migas, termasuk kegiatan pengeboran di mana resikonya sangat tinggi.
Baca Juga:
Pertumbuhan Tinggi, Dirjen ESDM: Masalah Over Supply Listrik di Jawa-Bali Akan Teratasi
"Industri migas sangat rentan terhadap kecelakaan, tetapi juga paling berpengalaman dibandingkan industri lainnya di dunia. Industri migas sudah berlangsung lebih dari 125 tahun dan pengalaman yang panjang itu menjadikan K3 menjadi budaya kita hingga saat ini. K3 menjadi nomor satu dalam industri migas," tegas Dirjen Migas Tutuka Ariadji di lokasi pengeboran sumur Benuang D-2 (BNG-D2). Kamis (19/1).
Berdasarkan pengalaman dari sejumlah kecelakaan migas, terdapat beberapa hal yang perlu dipahami dan diambil pelajaran, antara lain apabila perlu dilakukan tindakan yang tidak biasa dalam suatu operasi migas, maka kegiatan tersebut perlu dikomunikasikan ke seluruh pihak yang terlibat.
"Jadi apabila dilakukan suatu tindakan yang di luar yang biasa terjadi, perlu dikomunikasikan sebelumnya. Setiap kru mulai dari direktur operasi ke bawah, komunikasinya harus sama, tidak ada distorsi komunikasi dari atas ke bawah. Semua tindakan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab demi keamanan bersama," sambung Tutuka.
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Kegiatan pemboran yang tengah dilaksanakan di sumur Benuang D-2, merupakan salah satu kegiatan operasi migas yang resikonya sangat tinggi meski hingga kini ini kegiatan yang dilakukan operator berjalan lancar dengan hasil yang bagus. Namun diingatkan Tutuka hal itu hendaknya tidak membuat para pekerja lengah karena kecelakaan dalam kegiatan drilling, antara lain terjadi karena keletihan, terutama di waktu menjelang subuh ketika orang sangat mengantuk.
"Saya mengharapkan adanya balance antara bekerja dan istirahat. Kami mohon hal itu diperhatikan karena bekerja dengan rasa semangat dan senang, akan lebih baik daripada bekerja dengan rasa lelah yang tidak berkualitas," pesan Tutuka.
Sementara itu, General Manager Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional-1 Zona 4, Agus Agus Amperianto, dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa keselamatan operasi dalam kegiatan usaha migas merupakan prioritas utama. Dilaporkan juga, terdapat potensi tambahan produksi migas di Lapangan/Struktur Benuang, melalui sumur BNG-D2 yang saat ini masih dilakukan pengeboran dengan hari operasi ke-22.