Dalam forum diskusi bersama Bappenas dan Asian Productivity Organization (APO), Yassierli menyebutkan bahwa peningkatan produktivitas tenaga kerja dapat menyumbang hingga 30–40 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Total Factor Productivity memang penting, tetapi kontribusi yang paling nyata berasal dari tenaga kerja. Inilah tantangan besar kita,” tegasnya.
Baca Juga:
Menaker Ajak Warga Sekitar Hutan Kembangkan Agroforestri untuk Tingkatkan Ekonomi
Ia menambahkan, upaya peningkatan produktivitas tidak bisa dilakukan hanya dengan pendekatan top-down.
Pemerintah perlu mendorong intervensi nyata di tingkat makro dan mikro, terutama di sektor industri dan perusahaan prioritas.
Menaker juga menyoroti kondisi struktur tenaga kerja Indonesia saat ini.
Baca Juga:
KPK Buka Peluang Panggil 3 Eks Menaker Terkait Kasus TKA
Sekitar 85 persen tenaga kerja merupakan lulusan maksimal SMA/SMK, dan sekitar 60 persen masih bekerja di sektor informal.
Hal ini, kata Yassierli, menjadi tantangan besar dalam membangun ekosistem produktivitas nasional yang inklusif.
“Kebijakan apa pun harus mempertimbangkan realitas tenaga kerja kita. Tantangan kita bukan hanya kebijakan, tapi bagaimana menggerakkan industri dan daerah agar bersama-sama meningkatkan produktivitas,” ujarnya.