WahanaNews.co | Mulyadi, anggota Komisi V DPR RI, telah meminta Kementerian Perhubungan untuk menutup Bandara Halim Perdana Kusuma di Jakarta.
Permintaan ini diajukan oleh politisi Gerindra tersebut dalam rapat dengar pendapat bersama Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub pada Senin, 10 Juli 2023.
Baca Juga:
Israel Meretas Menara Kendali Bandara Internasional Beirut, Keluarkan Ancaman
"Saya sudah beberapa kali menggunakan Bandara Halim," ungkap Mulyadi dalam rapat tersebut. "Ketika melihat aktivitas bandara tersebut, saya merasa bahwa pelayanannya kurang memadai. Saya tidak merasa bahwa Halim merupakan bandara di Jakarta," tambahnya.
Mulyadi menggambarkan Bandara Halim seperti bandara di daerah terpencil, bahkan seperti bandara perintis. Ia mengkritik keramaian serta fasilitas dan pengaturan yang kurang memadai.
Mulyadi juga menceritakan bahwa kunjungan terakhirnya ke Halim adalah ketika ia pulang dari Malang. Saat mendarat, hujan deras turun.
Baca Juga:
Kejar Target HUT RI, Pembangunan Bandara VVIP di IKN Dipacu dengan Dana Rp 4,2 T
"Saya nggak tahu itu. Apakah tidak ada garbarata di darat atau bagaimana," katanya.
"Crowdednya bagaimana? Hujan besar, petugasnya menyiapkan payung seperti parade. Penumpang diminta berbaris turun dari Garbarata," katanya.
"Kita berbagi payung, yang pegang payung sama penumpang. Tetap saja (kena) hujan. Belum lagi yang mau berangkat, belum lagi yang pakai kursi roda. Ini Jakarta apa mana?," katanya.
"Jadi saya mohon maaf dengan segala hormat. Saya kira bandara halim adalah simbol negara yang sangat terbelakang," paparnya.
"Maka saya mohon izin ibu dirjen, saya rekomendasikan, sebagai anggota Komisi V, kaji itu Halim. Tutup. Apa katanya direnovasi? Hasilnya seperti itu. Tutup saja itu. Malu saya lihatnya," kata Mulyadi, mengutip Tribunnews.
Dirinya menyarankan agar Bandara Halim dikembalikan sebagai pangkalan militer, VVIP atau kargo atau private jet.
"Saya ngalami sendiri, bahwa Halim tak mencerminkan etalase negara," katanya.
"Kasihan masyarakat. Tata kelolanya buruk, fasilitasnya lebih buruk lagi," ujarnya.
"Maka saya sebagai anggota Komisi V merekomendasikan itu halim ditutup saja," pungkasnya. [eta]