Di Jawa Timur program RPL ini telah berjalan di mana Kemendes PDTT bekerja sama dengan Pemkab Bojonegoro untuk memberikan bea siswa bagi stake holder desa yang ingin meningkatkan kapasitas keilmuan.
“Program RPL Desa dengan beasiswa dari Pemkab Bojonegoro sedang berlangsung di dua universitas yaitu Universitas Negeri Yogyakarta dan Universita Negeri Surabaya. Jumlah peserta sebanyak 1.067 mahasiswa Strata Satu dengan beasiswa UKT sebesar Rp22 juta,” katanya.
Baca Juga:
Sosialisasi Desa Tertib Asip, Kemendes Gandeng ANRI
Mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini mengatakan selain meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan, Kemendes PDTT juga menerapkan standar tinggi dalam mengukur kinerja dari para pendamping desa. Mereka diwajibkan untuk membuat daily report terkait aktivitas pendampingan desa.
Selain itu diterapkan merit system dalam proses rekruitmen dan pengembangan karir mereka. "Makanya saya tegaskan harus merekrut pada level PLD agar jenjang karier TPP juga jelas dan memberikan penghargaan kepada Pendamping yang berprestasi," tegasnya.
Terakhir Gus Halim berharap segala upaya tersebut dapat memperkuat eksistensi pendamping desa dalam rangka pencapaian tujuan SDGs Desa. Olehnya, para pendamping desa juga harus memahami secara utuh dan komprehensif SDGs Desa dengan 18 Goals dan 222 Indikator.
Baca Juga:
Gandeng ANRI, Kemendes Sosialisasi Desa Tertib Arsip
"Pembangunan desa akan dibawa sesuai dengan arah yang tercantum dalam SDGs Desa," pungkasnya.
Turut hadir dalam pertemuan itu Nyai Lilik Umi Nashriyah, Kepala BPSDM Kemendes Luthfiyah Nurlaila, Kepala Badan Pengembangan Informasi Ivanovich Agusta, dan Kepala Pusat Pengembangan Pemberdayaan Yusra.
Selain itu, hadir juga Para Tenaga Pendamping Profesional, baik tingkat Provinsi, Kabupaten hingga tingkat desa di wilayah Jawa Barat dan Banten. [bay]