Bantuan tersebut telah dimulai pada Oktober-Desember 2021 sebesar 30 ribu ton, dan dilanjutkan pada periode Mei-Juni 2021 dengan realisasi sekitar 25 ribu ton.
“Bantuan ini diharapkan dapat mengurangi beban biaya produksi peternak layer dengan harapan pasokan dan harga telur ayam dapat menjadi stabil,” urai Syailendra.
Baca Juga:
Buka JMFW 2025, Mendag: Modest Fashion Salah Satu Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Syailendra juga mengungkapkan, kenaikan harga telur ayam ras di tingkat eceran terjadi akibat kenaikan harga di tingkat peternak sejak Mei 2022 yang menyentuh Rp24.000/kg.
Harga telur ayam ras selanjutnya terus meningkat hingga saat ini. Sementara harga jual di tingkat peternak dipengaruhi oleh tingginya Harga Pokok Produksi (HPP) peternak yang saat ini berkisar Rp21.000-Rp22.000/kg.
Berdasarkan pantauan Kemendag, rata-rata nasional telur ayam ras di tingkat eceran sekitar Rp31.000/kg pada 23 Agustus 2022, atau mengalami kenaikan sekitar 2,9 persen dibandingkan seminggu sebelumnya dan naik sekitar 6,1 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.
Baca Juga:
Mendag Saksikan Penandatanganan Komitmen Dagang Bersejarah Sebesar USD 15,32 Miliar
Rata-rata harga telur ayam ras terendah terjadi di Jambi Rp26.000/kg, harga tertinggi terjadi di Papua Rp42.000/kg, sementara di DKI Jakarta Rp30.700/kg.
Khusus untuk wilayah DKI Jakarta harga terendah mencapai sebesar Rp28.000/kg di Pasar Minggu, sedangkan harga tertinggi Rp32.000/kg terjadi di Pasar Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat; Pasar Koja dan Pasar Rawabadak, Jakarta Utara; serta Pasar Mampang dan Pasar Mayestik, Jakarta Selatan.
Sementara itu, harga telur ayam ras di tingkat peternak sebelumnya tidak pernah menembus Rp22.000/kg sejak Januari 2021 kecuali pada Desember 2021.