WahanaNews.co | Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maria Endang Sumiwi mengatakan temuan pemberian makanan tambahan (PMT) berupa biskuit yang rusak itu merupakan pengadaan 2021.
Menurutnya, Kemenkes pada 2022 awal sempat menggunakan stok pengadaan setahun sebelumnya.
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Pernyataan tesebut disampaikan Maria sebagai jawaban usai anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Irma Chaniago mencecar pihaknya soal PMT biskuit guna mencegah stunting pada balita yang ternyata ditemukan tak layak pangan di sejumlah daerah.
"Jadi PMT yang kita punya pada stok 2022 awal itu adalah pengadaan 2021, yang diadakan melalui e-katalog," kata Maria dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI bersama Kemenkes di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis (26/1).
Maria memastikan Kemenkes telah melakukan pemeriksaan secara langsung ke gudang penyimpanan PMT yang dilaporkan rusak tersebut. Seluruh biskuit yang dilaporkan rusak itu kemudian diambil seluruh batch-nya sama dan diperiksa menggunakan alat khusus. Ia mengklaim saat itu kondisinya masih bagus.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
Namun, Kemenkes juga mendapatkan laporan lebih banyak soal biskuit rusak di beberapa tempat lain, sehingga Kemenkes memeriksa satu per satu gudang, dan kemudian ditemukan kurang dari satu persen PMT biskuit yang rusak.
Maria melanjutkan Kemenkes telah memeriksa 55.975 karton biskuit dan kemudian ditemukan ada 256 karton yang kondisinya tidak baik alias rusak. Kemenkes menurutnya berniat memusnahkan, namun tidak memenuhi syarat pemusnahan.
"Kalau ada kerusakan tidak lebih dari satu persen, memang tidak bisa dimusnahkan. Sehingga kami tetap menggunakan, tetapi dengan catatan kepada Dinkes supaya tetap memeriksa terlebih dahulu, sebelum diberikan kepada masyarakat," ujar Maria seperti dilansir dari CNN Indonesia, Jumat (27/1).