Oleh EDDY CAHYONO SUGIARTO (Karo Humas Kemensetneg)
Baca Juga:
Menteri Meutya Klaim 11 Pegawai Komdigi Tersangka Judol Tak Ada Eselon I atau II
CORE values yang
menjadi acuan mendasar dan dipraktikkan secara konkret oleh
seluruh sumber daya manusia dalam suatu organisasi kerja, menjadi faktor
determinan yang dapat mendekatkan organisasi pada pencapaian tujuan organisasi
secara umum, baik pada organisasi publik maupun organisasi bisnis.
Bagi organisasi publik, seperti
birokrasi pemerintahan, internalisasi core
values menjadi prasyarat agar dapat berperan mengakselerasi pencapaian
tujuan organisasi, utamanya dalam mendukung reformasi birokrasi menuju
birokrasi kelas dunia.
Baca Juga:
Sekda dan 2 Pejabat Pemko Gunungsitoli Ditetapkan Tersangka Kasus Tindak Pidana Pemilu
Transformasi menuju birokrasi kelas
dunia perlu terus kita persiapkan melalui milestone
langkah-langkah strategis yang terukur guna menghasilkan perbaikan tata kelola
birokrasi pemerintahan dalam menopang jalannya pembangunan nasional dan
meningkatkan daya saing bangsa.
Dalam peta jalan (roadmap) reformasi birokrasi, pengelolaan reformasi birokrasi
sejatinya dirancang dengan lebih mengutamakan empat asas utama, yaitu fokus, prioritas, implementatif, dan kolaboratif.
Empat asas yang ada diharapkan dapat
menjadi pilar utama untuk memastikan pengelolaan reformasi birokrasi dilakukan
secara akuntabel dan terukur, disesuaikan dengan demand-based reform sehingga dapat berperan dalam mewujudkan
pemerintah berkelas dunia.
Urgensi Perubahan Mindset dan Cultural Set ASN
Perwujudan birokrasi kelas dunia
menjadi faktor determinan yang perlu bersama-sama kita akselerasi
implementasinya guna mendukung Visi Indonesia Maju 2045.
Hal ini sudah barang tentu menuntut
adanya perubahan mindset dan cultural set ASN sebagai komponen utama
mesin birokrasi.
Perubahan mindset menuju birokrasi kelas dunia setidaknya menuntut adanya
rencana aksi konkret yang dioperasionalisasikan melalui
pembangunan sumber daya manusia ASN Unggul, yang antara lain dicirikan dengan
SDM yang memiliki jiwa pekerja keras, bekerja smart, dinamis, adaptif dan agile
serta terampil menguasai IT, memiliki kapabilitas dan integritas serta komitmen
kerja yang tinggi.
Dari sisi penataan kelembagaan
diperlukan adanya transformasi kelembagaan melalui penyederhanaan birokrasi,
melalui pengintegrasian kelembagaan dan organisasi yang memiliki kemiripan
tugas pokok dan fungsi, agar dapat "berlari kencang" dalam menjawab tantangan
perubahan yang sedemikian cepat, guna meningkatkan kinerja birokrasi
pemerintahan.
Kesemua hal tersebut setidaknya perlu
didukung dengan transformasi pada 3 (tiga) aspek utama, yakni aspek Transformasi
Organisasi, Transformasi Manajemen Kerja, dan Transformasi Jabatan agar
birokrasi dapat semakin adaptif dan agile
terhadap perubahan dan menjawab ekspektasi masyarakat.
Transformasi organisasi dilakukan
dengan mempercepat pengambilan keputusan dan pelayanan yang lebih efektif dan
efesien, menghilangkan tumpang tindih dan mentalitas silo serta mengintegrasikan layanan publik.
Transformasi manajemen kerja dilakukan
dengan langkah strategis guna menjadikan proses bisnis menjadi lebih sederhana
dengan mengedepankan akuntabilitas dan transformasi jabatan dengan
mengedepankan fungsionalitas sehingga dapat memangkas rentang kendali yang
panjang dan sekat-sekat struktural yang tidak berorientasi pelayanan.
Sebagaimana kita ketahui bersama dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 transformasi
menuju birokrasi kelas dunia telah dioperasionalisasikan dengan perencanaan
strategik, melalui perampingan birokrasi untuk menghasilkan kinerja lebih baik
serta mengoptimalkan pemanfaatan IT di dalam birokrasi untuk mewujudkan
percepatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) atau e-government.
Kemajuan bangsa Indonesia sangat
ditentukan oleh bagaimana Aparatur Sipil Negara berbenah diri untuk menjadi
lebih ramping, lebih efisien, lebih produktif, lebih trengginas, dan lebih bisa
melayani, guna mewujudkan pemerintahan kelas dunia pada tahun 2024.
Untuk itulah urgensi internalisasi core values pada seluruh ASN menjadi
relevan sebagai acuan seluruh ASN dalam berkonstribusi konstruktif pada K/L
Pusat dan Daerah di mana tempat mengabdi guna memastikan apa yang menjadi visi
Indonesia Maju 2024 dapat tercapai.
Core Value ASN dan Internalisasinya
Kita patut bersyukur Presiden Joko
Widodo pada 27 Juli 2021 yang baru lalu telah meresmikan nilai-nilai dasar bagi setiap Aparatur Sipil Negar yang harus
dipegang teguh satu nilai dasar dan semboyan yang sama, yakni "Ber-AKHLAK".
Nilai-nilai ASN "Ber-AKHLAK" memiliki
makna filosofis pada budaya organisasi yang Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif guna mendukung percepatan
transformasi SDM aparatur.
Ber-AKHLAK
merupakan panduan perilaku bagi ASN yang harus dikerjakan dengan penuh tanggung
jawab, yang secara lebih rinci dapat diterjemahkan bahwa nilai-nilai yang
mendasari kerja ASN itu adalah:
Berorientasi Pelayanan, mengandung makna
memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, ramah, cekatan, solutif, dan dapat
diandalkan, kemudian melakukan perbaikan tiada henti.
Akuntabel, yaitu melaksanakan tugas
dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin dan berintegritas
tinggi, lalu menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien, dan tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
Kompeten, panduan perilakunya ialah
meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah,
membantu orang lain belajar, dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Harmonis, panduan perilakunya adalah
menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain, dan
membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Loyal, panduan perilakunya adalah
memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah, menjaga
nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia
jabatan dan negara.
Adaptif, panduan perilakunya adalah
cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas, dan bertindak proaktif.
Kolaboratif, panduan perilakunya ialah
memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam
bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah, dan menggerakkan pemanfaatan
berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Bercermin pada core values yang ada, maka ASN di manapun bertugas sebagai pegawai
pemerintah pusat maupun daerah, harus menjadi pelayan masyarakat, harus mempunyai
jiwa untuk melayani, untuk membantu masyarakat.
Di tengah dunia yang penuh disrupsi,
peningkatan kapasitas dan kompetensi, serta kemampuan beradaptasi dengan
perubahan menjadi mutlak bagi ASN di sinilah internalisasi core values ASN menjadi penting untuk
membawa organisasi birokrasi menjadi agile
dan adaptif terhadap perubahan.
Penerapan AKHLAK sebagai pedoman
budaya kerja dipercaya akan memberikan dampak positif terhadap kinerja
pelayanan organisasi.
Bukan hanya untuk kepentingan
organisasi, tetapi juga kepentingan kesejahteraan, baik
secara individu maupun keluarga.
Penyelarasan
nilai-nilai dasar pada pola kerja dan budaya kerja akan merubah cara bekerja
dan proses koordinasi dalam satu organisasi.
Pentingnya nilai inti AKHLAK untuk
dimiliki seluruh pegawai aparatur agar seluruh unit negara bisa adaptif, naik
kelas, dan mampu berkompetisi pada skala global.
Selain itu, peningkatan nilai-nilai
dasar bagi ASN berperan penting untuk menghadapi perubahan di tengah era
disrupsi teknologi.
Peningkatan daya kompetisi global
dapat dicapai dengan membangun melalui kolaborasi.
Dengan dukungan pemerintah untuk
melakukan kolaborasi, baik lintas sektor maupun lintas
disiplin, akan berperan sebagai langkah strategis dalam akselerasi
transformasi ASN dan pengelolaan reformasi birokrasi.
Kita tentunya berharap dengan internalisasi
core values ASN akan terjadi
peningkatan peran aparatur yang signifikan sebagai roda penggeraknya birokrasi
yang dinamis, melalui peningkatan kinerja SDM di lingkungan kerja.
Budaya adaptif atau penyesuaian diri
secara dinamis di segala perubahan perlu dilakukan untuk menciptakan
peluang-peluang baru guna kemajuan negara.
Dengan internalisasi core values ASN diharapkan akan tercipta
ekosistem dan semangat berinovasi sehingga kerja kerja menjadi lebih bermakna
dan terjadi peningkatan peran seluruh insan ASN untuk aktif berkontribusi
menjawab tantangan-tantangan baru di era modern ini.
Relevansi dengan Akselerasi Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi sejatinya adalah
revolusi mental untuk melakukan perubahan mendasar dalam mengubah sistem
penyelenggaraan pemerintahan menjadi lebih baik.
Bersamaan dengan peluncuran Core Values dan Employer Branding ASN, para aparatur di Indonesia juga menerapkan employer branding "Bangga Melayani Bangsa" diharapkan dapat terbangun orientasi
yang sama dikalangan ASN, yakni memberikan pelayanan yang terbaik untuk
membantu masyarakat secara berkualitas dan profesional.
Pelaksanaan reformasi birokrasi harus
dilakukan secara menyeluruh dari pemerintah daerah, lembaga, dan kementerian.
Penyederhanaan birokrasi agar bergerak
dinamis tentu perlu diterapkan dalam tatanan baru dalam birokrasi.
Penyederhanaan struktur organisasi
dari hirarkis birokrasi menuju pemerintahan yang adaptif dan responsif dalam
pelayanan transformasi pelayanan publik yang baik.
Reformasi Birokrasi dengan dukungan core values ASN yang telah
diinternalisasi perlu terus dilakukan untuk menjadikan pemerintah yang lebih
adaptif.
ASN harus proaktif dan menjadi bagian
terdepan dari solusi.
Produktivitas perlu terus ditingkatkan
dengan waktu, dengan tenaga, dengan sumber daya yang lebih sedikit.
Kita harus terus mengembangkan
cara-cara baru.
Cara yang lebih cerdas, cara yang
harus lebih efektif, lebih efisien, cara yang lebih mudah, lebih cepat, lebih
murah tapi hasilnya lebih baik dan lebih memuaskan.
Hal ini dapat dilakukan dengan terus
mengembangkan inovasi yang bukan hanya sekedar trend, tapi inovasi adalah cara untuk survive, cara untuk organisasi dapat lebih adaptif dan agile terhadap perubahan.
Birokrasi pemerintahan seyogyanya
terus didorong agar mengembangan inovasi dan ekosistem untuk inovasi, agar
organisasi semakin relevan, produktif dengan dilandasi core values ASN sehingga pelayanan publik semakin bermakna.
Manfaatkan Momentum The New Normal
Salah satu kondisi the new normal adalah percepatan birokrasi
kita dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam praktik tata
kelola pemerintahan, yang lebih berorientasi pada hasil dengan mengedepankan
pemanfaatan informasi teknologi dan kecepatannya.
Kondisi Pandemi Covid-19 telah
mengubah paradigma bekerja ASN menjadi lebih efektif dan efisien, lebih
berorientasi pada hasil daripada prosedural, percepatan penerapan Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) telah menjadi kebutuhan pada semua
level birokrasi, sebagai konsekuensi masifnya praktik bekerja dari rumah atau work from home.
Pemanfaatan aplikasi zoom meeting sudah menjadi keseharian
ASN pada seluruh instansi pemerintah baik pusat maupun daerah, sekarang sudah
umum melakukan tele-meeting atau teleconference dan pengadaan rapat-rapat
koordinasi yang menggunakan teknologi digital tanpa dibatasi ruang dan waktu
dan lokasi sehingga lebih efektif efisien dari sisi waktu dan biaya.
Tak terbayangkan berapa dana yang
dapat dihemat dari The New Normal,
penyederhanaan rapat-rapat koordinasi baik di dalam kota
maupun luar kota, efisiensi waktu dan anggaran akan terjadi secara
besar-besaran sehingga dapat dilakukan refocusing anggaran untuk hal-hal yang
benar-benar mendesak dan penting.
Masa-masa Work From Home diharapkan dapat menjadi ajang latihan bagi ASN
untuk terus menginternalisasi core values
ASN Ber-AKHLAK, mengembangkan ide-ide dan kreativitas untuk menghasilkan
karya terbaik.
Jadi agen perubahan sebagai mesin
pemerintahan dalam menjawab tantangan perubahan global, sehingga tekad kita
mewujudkan pemerintahan berkelas dunia bisa tercapai.
Budaya digital merupakan salah satu
contoh penerapan sistem kerja fleksibel yang dilakukan dalam tatanan normal
baru.
Tentu, pemanfaatan teknologi informasi
memberikan kemudahan untuk ASN dan masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
Penerapan budaya digital mengubah pola
pikir agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital.
Menciptakan perilaku dan budaya dalam
transformasi digital dalam suatu organisasi dibutuhkannya growth mindset, pola keinginan untuk terus berkembang dan ingin selalu belajar
pada tiap anggota.
Individu yang memiliki growth mindset akan berpikir untuk
menciptakan cara-cara baru yang lebih efektif dan efisien.
Produktivitas kerja pegawai akan
meningkat seiring pola pikir yang mereka terapkan.
Tidak hanya berfokus pada pengembangan
individu, peran kepemimpinan dalam organisasi pemerintah memainkan peran
penting untuk merealisasikan ekosistem inovasi di lingkungan kerja.
Melalui inovasi-inovasi yang
ditanamkan pada setiap anggota organisasi harus didukung oleh pemimpin yang
memiliki tanggung jawab tertinggi harus memiliki pola pikir berinovasi.
Kita tentunya berharap dalam
mewujudkan akselerasi reformasi birokrasi melalui internalisasi core values ASN Ber-AKHLAK dengan memanfaatkan momentum The New Normal, akan terjalin sinergi dari pemerintah pusat dan
daerah serta komitmen semua pihak untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Paradigma yang baru ini diharapkan
akan mengubah orientasi cara bekerja menjadi network government, collaborative
governance.
Pemanfaatan momentum New Normal dengan menginternalisasi core values ASN Ber-AKHLAK diharapkan menjadi salah satu manifestasi dalam proses
terwujudnya world class bureaucracy,
Birokrasi 4.0, yakni dengan semakin agile-nya
perangkat penggerak organisasi, yakni SDM itu sendiri.
Tentu banyak aspek lain yang juga
harus diperhatikan, seperti pemutakhiran teknologi, pemanfaatan big data, hingga regulasi yang lentur
terhadap perubahan zaman sehingga kebijakan WFH bagi ASN yang semula dipilih
sebagai tindakan preventif dari melonjaknya kasus Covid-19 justru
menjadi suatu alternatif sekaligus tantangan pembuktian bagi terwujudnya ASN
yang profesional serta melek teknologi.
Kita tentunya berharap dengan akselerasi
reformasi birokrasi dengan memanfaatkan momentum The New Normal dapat kita kapitalisasi untuk membangun budaya
organisasi kerja baru dan internalisasi core
values Ber-AKHLAK yang kondusif dalam
meningkatkan daya saing, sehingga reformasi birokrasi yang mengakselerasi
terwujudnya birokrasi kelas dunia yang mampu memacu bergeraknya investasi,
menciptakan lapangan kerja dan memastikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
dalam menghantarkan Indonesia menjadi negara maju.
Semoga" (Eddy Cahyono
Sugiarto, Karo
Humas Kemensetneg)-qnt