Namun, kapasitasnya sudah penuh dan tak lagi memadai seiring dengan meningkatnya volume sampah.
"Kondisi TPA yang sudah kelebihan kapasitas menuntut solusi modern. PSEL ini akan menjadi fasilitas pengolahan sampah yang lebih efektif dan ramah lingkungan," jelas Bobby.
Baca Juga:
Sampah Liar di Cirebon Melonjak 30 Persen Usai Lebaran, DLH Siapkan Sanksi
PSEL Cipeucang nantinya akan mampu memproses 1.000 ton sampah baru serta 100 ton sampah lama yang telah lama mengendap di TPA. Dengan kapasitas produksi mencapai 25 megawatt (MW), listrik yang dihasilkan akan dialokasikan 5 MW untuk OASA, sementara 19 MW dijual ke PLN.
Pengolahan sampah lama juga menjadi salah satu fokus utama proyek ini guna mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang selama ini terjadi di sekitar TPA Cipeucang.
"Dengan adanya PSEL ini, kami berharap dapat mengurangi beban TPA yang sudah terlalu padat serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Tangerang Selatan," tutur Bobby.
Baca Juga:
Dari Ambulans hingga Tas Sekolah, Agincourt Resources Salurkan Program PPM Senilai Rp2,76 Miliar
Saat ini, sampah rumah tangga serta limbah lainnya terus menumpuk di TPA Cipeucang.
Antrean panjang truk sampah dari berbagai penjuru Tangsel semakin memperparah situasi, hingga menuai keluhan dari warga sekitar.
OASA menggandeng China Tianying Inc (CNTY) untuk membangun proyek ini dengan skema Build-Operate-Transfer (BOT) selama 27 tahun, termasuk masa konstruksi tiga tahun.