"Itu akan bisa juga kemudian tenggelam karena budaya atau kemudian penggunaan air yang kemudian tidak segera diselesaikan dan terus mengambil air dari tanah yang memang semakin seeking pastinya," katanya.
"Dari kecil namanya banjir rob sudah terbiasa, karena memang setiap bulan-bulan tertentu akan naik air laut," kata Kusnadi yang merupakan pengurus Masjid Al Alam Marunda.
Baca Juga:
Penjarahan Rusunawa Marunda Polisi Buka Suara
Hanya saja saat ini banjir rob yang melanda permukiman Marunda itu menimbulkan efek tidak nyaman untuk kesehatan. Ini karena air laut yang kotor karena sampah dan limbah pabrik.
"Kalau dulu airnya bersih. Sekarang karena banyak penduduk, air got tidak mengalir dan banjir di laut banyak limbah naik ke darat, akhirnya kaki gatal-gatal," ujarnya.
Sementara itu, pemilik warung di Pantai Marunda, Ruwinda memaparkan bahwa ia sudah terbiasa dengan banjir rob. Akan tetapi prediksi Jakarta tenggelam ini membuatnya was-was juga.
Baca Juga:
Prediksi Susunan Pemain Metro Muda vs Tunas Mekar Jelang Laga 16 Besar Sore Ini
"Kalau ada banjir rob biasa saja. Kalau mati tenggelam, itu tergantung sama kehendak yang di atas. Ada sih ketakutan (Jakarta tenggelam) tapi nggak mau terlalu takut juga, mencoba biasa saja," ia memaparkan.
Tanda-tanda Jakarta Tenggelam ini juga telah ia rasakan. Salah satunya terlihat dari Masjid Wal Adhuna di Muara Baru yang telah tenggelam. Ruwinda hanya berharap saat ini tanggul yang dibuat pemerintah masih kuat menahan masuknya air laut.
Di sisi lain, Kusnadi yang sudah puluhan tahun menetap di Marunda berharap pemerintah dan para ahli punya solusi untuk prediksi ini.