Berbagai kebijakan perdagangan, termasuk peraturan ekspor impor yang ketat, diterapkan untuk mendukung perekonomian negara.
Namun, beberapa kebijakan Soemitro dianggap terlalu ambisius, terutama saat ia diangkat sebagai Menteri Riset dalam Kabinet Pembangunan II pada tahun 1973, yang memunculkan dugaan adanya perbedaan prinsip ekonomi antara Soemitro dan Soeharto.
Baca Juga:
Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Energi Terbarukan
Setelah masa tugasnya sebagai menteri berakhir, Soemitro tetap aktif sebagai ekonom dan pengamat ekonomi di Indonesia.
Kekhawatirannya terhadap kebijakan pemerintahan Soeharto sering ia sampaikan melalui kritik tajam, terutama saat krisis moneter melanda.
Soemitro pun dikenal sebagai salah satu tokoh yang berani mengungkap berbagai kesalahan selama era Soeharto.
Baca Juga:
Presiden Prabowo dan Sekjen PBB António Guterres Bahas Sejumlah Isu Strategis dalam Pertemuan Bilateral di Brasil
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.