WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menegaskan perlunya perhatian serius terhadap meningkatnya kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak.
Hal ini menjadi fokus utama dalam Rapat Tingkat Menteri Gerakan Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak yang digelar pada Kamis, 10 Juli 2025.
Baca Juga:
KemenPPPA: Perlu perlindungan konsumen berperspektif gender
Menteri PPPA, Arifatul Fauzi, memaparkan bahwa sejak awal tahun hingga pertengahan Juni 2025, jumlah laporan kekerasan telah melampaui angka 11.800.
Lonjakan drastis tercatat hanya dalam dua minggu berikutnya, sehingga total kasus per 7 Juli 2025 mencapai sekitar 13.000.
“Kasus yang terbanyak adalah kekerasan seksual. Korbannya yang paling banyak adalah perempuan dan kemudian lokasi terjadinya paling banyak adalah di rumah tangga,” ujar Arifatul.
Baca Juga:
Rentan Terjerat Pinjol, Perempuan Diminta Tidak Hedonisme
Ia menjelaskan bahwa penyebab utama kekerasan berasal dari beragam aspek, termasuk pola pengasuhan keluarga yang tidak ideal, pemanfaatan gawai secara berlebihan, serta dinamika internal keluarga.
Arifatul menekankan pentingnya sinergi antarkementerian dan pelibatan aktif masyarakat dalam menanggulangi persoalan kekerasan ini.
Partisipasi masyarakat, menurutnya, merupakan fondasi utama dalam menciptakan perlindungan yang efektif.
“Sebagaimana selalu disampaikan Bapak (Presiden) Prabowo, tidak ada satupun kementerian lembaga bisa kerja sukses dan berjalan sendiri. Semua harus berkolaborasi,” katanya.
Sebagai bagian dari kampanye perlindungan anak dan perayaan Hari Anak Nasional, KemenPPPA akan mengadakan Car Free Day pada 20 Juli 2025 di kawasan Bundaran Hotel Indonesia.
Dalam acara ini, anak-anak diajak untuk bermain permainan tradisional sebagai bentuk pengenalan budaya dan alternatif dari penggunaan gadget.
“Jadi di tanggal 20 itu kita akan mengembalikan anak-anak kita. Untuk mengenal budayanya sendiri, permainan tradisional, lagu-lagu daerah dan lagu-lagu nasional serta mengenal pahlawan-pahlawan,” kata Arifatul.
Acara ini akan mengusung tema ‘Anak Indonesia Kita Bersaudara’ dan difokuskan untuk mempererat ikatan kebudayaan sekaligus mengurangi ketergantungan anak terhadap teknologi digital.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]