WahanaNews.co | Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mendorong upaya peningkatan kapasitas wirausaha dan life skill bagi perempuan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dalam menghadapi persiapan pada saat bebas dari masa hukuman.
Mendukung hal tersebut, Kemen PPPA bekerjasama dengan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Agung Bali menyelenggarakan Bimbingan Teknis Kewirausahaan yang Berperspektif Gender melalui Pelatihan Tata Kecantikan dan Tata Rias bagi 100 (seratus) orang perempuan warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIB Yogyakarta, belum lama ini.
Baca Juga:
Kementerian PPPA Dukung Pendidikan Kewirausahaan Berwawasan Lingkungan Bagi Perempuan
“Pelatihan life skill yang diselenggarakan Kemen PPPA diperuntukkan kepada warga binaan pemasyarakatan yang masa tahanannya mendekati 1 (satu) tahun sebelum masa bebas. Hal ini bertujuan agar saat kembali ke keluarga dan masyarakat, para perempuan tersebut memiliki bekal life skill kerja dan kemampuan usaha untuk memulai kehidupan yang baru, serta mampu berkontribusi positif bagi kehidupan sosial dan perekonomian keluarga,” kata Menteri PPPA.
Menteri PPPA menyampaikan rangkaian kegiatan bimbingan teknis dilaksanakan selama 5 (lima) hari dengan materi keterampilan di bidang tata kecantikan dan tata rias.
Selain itu, peserta juga dibimbing untuk memahami bagaimana memulai usaha.
Baca Juga:
Menteri PPPA Dorong Peran Perempuan dalam Pembangunan Bangsa
Menteri PPPA menyampaikan dalam melaksanakan pemberdayaan dan pendampingan bagi para perempuan warga binaan pemasyarakatan, sinergi dan kolaborasi diperlukan untuk meraih hasil yang efektif dan berkelanjutan.
“Agar pemberdayaan perempuan warga binaan pemasyarakatan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, maka pendampingan dari hulu ke hilir harus dilaksanakan. Kami dari Kemen PPPA tidak bisa melakukannya sendiri, melainkan harus bersinergi dan berkolaborasi dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah,” ujarnya.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi D.I Yogyakarta juga memiliki program yang komprehensif kepada perempuan-perempuan rentan. Nantinya, siapa dan berbuat apa bisa dipetakan agar kami saling bersinergi, berkomunikasi dengan pemerintah daerah, dan kementerian/lembaga untuk mewujudkan pemberdayaan perempuan.