Seluruh stakeholder pertanian mesti siap siaga mengamankan pertanian Indonesia.
"Untuk itu agar dilakukan lompatan dan terobosan demi kenaikan produksi padi dan jagung, maka segala permasalahan yang terjadi di lapangan harus segera diselesaikan dengan cepat dan tepat. Tugas yang besar ini harus kita lakukan dengan langkah yang tegap, demi menjaga ketahanan pangan untuk 270 juta rakyat Indonesia," ungkapnya.
Baca Juga:
Indonesia Akan Jadi Lumbung Pangan Dunia di Era Presiden Prabowo
Plt. Direktur Perlindungan Tanaman, Mohammad Ismail Wahab menambahkan Kementan terus mengupdate data laporan banjir dari teman-teman di lapangan.
Diharapkan laporan ini bisa menjadi benchmark bagi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan untuk mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
“Berdasarkan data yang kami himpun, luas terkena dan puso Provinsi Jawa Tengah pada MH 2023/2024 lebih rendah dibanding dengan MH 2022/2023 dan rerata 5 MH. Dari data ini jelas menunjukkan indikasi bahwa banjir musim ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga kita optimis produksi pangan kita tetap aman dari dampak banjir," jelas Ismail.
Baca Juga:
Kementan dan PORDASI Kerja Sama untuk Pengembangan Komoditas Kuda Nasional dan Olahraga Berkuda
Terpisah, Norinda, Koordinator Pengendali Organisme Penggangu Tumbuhan Kabupaten Demak menyebutkan terdapat 6 kecamatan yang terdampak banjir antara lain Dempet, Karangawen, Mranggen, Kebonagung, Guntur dan Wonosalam.
Upaya mitigasi dan antisipasi berupa pengeruk atau normalisasi saluran air telah dilakukan sebelum terjadinya banjir di area persawahan 6 Kecamatan tersebut.
“Laporan sementara lahan padi yang tergenang seluas 1.008 hektar dan sampai saat ini petugas masih memantau genangan banjir di lahan terdampak, mudah-mudahan banjir segera surut sehingga tidak akan menyebabkan gagal panen yang dapat mengganggu ketersediaan pangan terutama beras di Kabupaten Demak," ungkapnya.