Menurut data World Bank dan World Economic Forum 2023, sebanyak 740 juta perempuan di dunia belum memiliki akses ke rekening bank.
Selain itu, 73 persen pelaku UMKM perempuan belum mendapat akses mentor bisnis, yang menyebabkan lemahnya daya saing usaha mereka.
Baca Juga:
Mendag Tanamkan Cinta Produk Dalam Negeri ke Mahasiswa Melalui GASPOL Goes to Campus di UMY
“Program LAKSMI ini diharapkan bisa menjadi salah satu penguatan kapasitas pengusaha mikro perempuan yang berkelanjutan dan inklusif. Artinya, tidak hanya memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga mendorong terciptanya lapangan kerja dengan menekankan aspek pemerataan gender,” ujar Rahman.
Pemerintah juga menggandeng pihak swasta untuk memperluas jangkauan program. Salah satunya adalah Eramet Indonesia. CEO-nya, Jerome Baudelet, menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif tersebut.
“Para peserta terpilih akan menerima dana hibah serta berkesempatan mengikuti demoday, yakni sebuah forum presentasi bisnis di hadapan para pemangku kepentingan. Serta menerima pembiayaan mikro dan akses pemasaran,” jelas Jerome.
Baca Juga:
Lepas Mahasiswa KKN UGM, Mendag Busan: Mahasiswa Bisa Jadi Enabler UMKM di Daerah
Program LAKSMI ditargetkan menjaring 1.200 pelaku usaha mikro perempuan, terdiri dari 800 orang dari Jakarta dan 400 orang dari Ternate.
Setelah proses kurasi, masing-masing 50 pengusaha terbaik dari dua wilayah itu akan dipilih untuk menerima pendampingan intensif dan bantuan modal.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.