WahanaNews.co | Sejumlah aktivis Kiara
meminta KPK untuk memeriksa perusahaan milik Hashim Djojohadikusumo, yakni PT Bima Sakti Mutiara, terkait kasus ekspor benih lobster.
Terkait perusahaan ini juga turut
menyeret nama Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Rahayu Saraswati, yang pernah memimpin perusahaan tersebut. Sarah
diketahui juga merupakan keponakan Prabowo Subianto.
Baca Juga:
Program Makan Gratis, Menteri KKP: Menu Ikan Harus Disesuaikan dengan Wilayahnya
Atas
munculnya pemberitaan ini, wanita yang akrab disapa Sarah itu pun memberikan tanggapannya.
Menurutnya,
tidak ada unsur korupsi, kolusi, dan
nepotisme dalam pemberian izin ekspor benur atau benih lobster
tersebut.
"Kasusnya
Menteri KKP hanya berhubungan dengan gratifikasi yang dilakukan satuPT, suap yang dilakukan satuPT kepadanya dan beberapa orang
secara pribadi. Apa hubungannya dengan perusahaan kami?" kata Sarah, dalam keterangannya yang dikutip pada Sabtu (28/11/2020).
Baca Juga:
Mengerikan, Menteri Trenggono Ingatkan Semakin Banyak Orang Kurang Pangan di Dunia
Sarah
juga mengatakan,perusahaannya selalu melalui proses pendaftaran untuk mendapatkan
perizinan. Sama seperti 60 perusahaan lainnya yang juga mendapatkan izin ekspor
benih lobster.
"Perizinan
ini dibuka untuk 50-100 perusahaan. Kolusi itu masuk akal terjadi jika ada
monopoli yang dipertaruhkan. Di bagian mana monopolinya? Terutama jika kami
melalui proses pendaftaran, sama
seperti perusahaan-perusahaan lainnya. Apalagi jika ide untuk memberikan izin
ke sebanyak-banyaknya perusahaan justru datangnya salah satunya dari
kami," ujar Sarah.
Sarah
menambahkan, fokus perusahaannya adalah pada pembudidayaan agar Indonesia bisa
menjadisuper powerdiaquaculture, terutama di bidang lobster.
Bagian
ekspornya hanyalah bagian dari sustainable businessmodel karena tidak akan membuat
lobster punah.
Namun, meski begitu, sampai dengan saat ini perusahaan Bima
Sakti Mutiara belum pernah sama sekali mengekspor lobster.
Sarah
juga menegaskan, sejak memutuskan maju menjadi Calon Wakil Wali Kota
Tangerang Selatan, dirinya tidak lagi terlibat aktif dalam perusahaan tersebut.
"Sejak
saya dideklarasikan maju di Tangsel, saya tidak lagi terlibat aktif di
perusahaan yang tercantum sebagai penerima izin ekspor benur. Tetapi, saya bisa pastikan, sampai saat ini, perusahaan tersebut belum melakukan ekspor benur sama
sekali. Justru yang baru kami lakukan beberapa minggu lalu adalah pelepas-liaran ataurestockinglobster
ke alam," ujarnya. [dhn]