Masih
menurut Messet, strategi pemberian kemerdekaan palsu tersebut memang ditujukan
Belanda untuk menghalangi Papua bergabung dengan Indonesia pada 1 Desember 1961
silam.
"Jadi, pada saat pengibaran bendera, 1
Desember 1961, saya
sendiri menghadiri upacara tersebut. Saat itu usia saya masih 15 tahun, atau 59 tahun yang lalu. Tak banyak yang hadir saat
itu," kata Messet, seperti
dikabarkan @infokomando.
Baca Juga:
Aktivis HAM Esra Mandosir Meninggal Dunia, LP3BH Manokwari Sebut Kematiannya Diduga Tidak Wajar
Padahal,
lanjut Messet, Papua sendiri saat itu statusnya sudah merdeka di bawah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lewat proklamasi 17 Agustus 1945.
"Mengapa
saya katakan demikian? Karena, pada
tanggal 24 Agustus 1828, Pemerintah Belanda atau kolonial Belanda menyatakan
bahwa tanah Papua menjadi bagian dari Hindia Belanda (Indonesia) yang memang
menjadi jajahan Belanda," kata Messet. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.