Gerilya dengan keluar-masuk hutan
dilakukan bertahun-tahun saat pendudukan Belanda.
Dia memimpin pasukan, hingga pernah melakukan peledakan bom di jalan yang dilintasi
konvoi panser Belanda.
Baca Juga:
Pengurus DPW FRIC Provinsi Jambi Silaturahmi Kepada Walikota Jambi , " FRIC Siap Kawal Kota Jambi Menuju BAHAGIA dan Wujudkan Sitkamtibmas"
Sanjoto kemudian masuk dalam barisan
Corps Polisi Militer dengan pangkat Sersan Satu.
"Berulang kali saya melakukan
pengawalan, sampai pada Jenderal Ahmad Yani. Saat membentuk Batalyon Banteng
Raiders di Bulakamba, Tegal, pun saya ikut
terlibat pengawalan. Sampai kedatangan Bung Karno, saya juga
yang mengawalnya," ceritanya.
Sementara itu, terkait kondisi rumah
saat itu, ungkap Sanjoto, memang rusak parah.
Baca Juga:
Penyebab Kematian Dosen Untag Semarang Mulai Terkuak
Di dinding terdapat peta yang
ditujukan bagi pengikut petinggi PKI, DN Aidit, untuk
kabur.
"Setelah itu, saya kan tinggal di
hotel. Karena saya perwira, jadi tinggal di hotel. Komandan saya kemudian
memberikan rumah itu kepada saya. Rumahnya rusak parah, kemudian saya perbaiki
dan tempati sejak tahun 1969," ujarnya.
Namun, bangunan
rumah bertembok itu, bertahun-tahun sejak ditempati masih
tampak sering bocor saat hujan datang. Beberapa bagian atap juga sudah ambrol
dan temboknya retak.