Seiring berjalannya waktu, rumah
tersebut kembali bisa ditempati Sanjoto, setelah
pemerintah mengetahui jika dirinya merupakan pejuang veteran kemerdekaan RI.
Untuk diketahui, Kapten Sanjoto juga
pernah terlibat dalam Dwikora, mengawal Jenderal Ahmad Yani di
Singkawang, Kalimantan Barat.
Baca Juga:
9 Hari Operasi Aman Candi 2025, Polda Jateng Tangkap 290 Preman
Dia adalah prajurit Corps Polisi
Militer (CPM) yang ikut serta mengamankan dan mengawal Jenderal Ahmad Yani serta sejumlah perwira tinggi lainnya dalam persiapan konfrontasi
dengan Malaysia.
Sanjoto juga berkisah bahwa ia sudah ikut berperang di usia 12 tahun. Ia bergabung dengan organisasi
kepemudaan atau Angkatan Muda Surakarta.
"Saat itu, saya ikut
mengusir penjajah Jepang. Pokoknya ikut saja, dan tidak
pernah takut mati, terutama saat mendapatkan senjata bekas Kempetai atau Polisi Militer Jepang. Saya membawa senjata Arisaka dan pistol Nambu buatan Jepang. Ke mana-mana, bersama
pemuda lainnya, saya bawa senjata itu," beber dia.
Baca Juga:
Modus Wartawan Gadungan asal Bekasi, Peras Pejabat Ngamar di Hotel sampai ke Jateng
Barulah, setelah
merdeka, Sanjoto masuk dalam barisan Badan Keamanan Rakyat (BKR), cikal bakal TNI.
Dia mendapat pangkat Letnan Muda,
meski tak pernah menyandang pangkatnya di pundak maupun lengan bajunya.
Bertugas sebagai pasukan pengawal,
Sanjoto pernah mendapatkan perintah mengawal dan menyeberangkan Panglima Besar
Jenderal Soedirman saat bergerilya di wilayah Wonogiri hingga masuk Jawa Timur.