WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong transformasi sektor perikanan rakyat lewat program Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP).
Inisiatif ini menjadi salah satu program prioritas nasional yang bertujuan mengubah desa-desa nelayan dan kawasan budi daya tradisional menjadi lebih modern, produktif, serta berdaya saing tinggi.
Baca Juga:
Tiga Strategi Pemerintah Prabowo Atasi Kemiskinan Ekstrem, Fokus pada Data dan Pemberdayaan
Transformasi tersebut tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi ikan, tetapi juga menyasar kualitas hidup keluarga nelayan dan pembudidaya.
Upaya ini diwujudkan melalui perbaikan infrastruktur dasar seperti dermaga, gudang pendingin, hingga sentra kuliner.
Selain itu, penguatan kelembagaan ekonomi lokal dan integrasi layanan dasar juga menjadi perhatian agar kesejahteraan masyarakat nelayan benar-benar terangkat.
Baca Juga:
Menkes Budi: Deteksi Dini Kanker Paru Jadi Prioritas, CT Scan Didistribusikan ke Seluruh Kota
Untuk mendukung hal itu, KKP meluncurkan program Modeling 100 Kampung Nelayan Merah Putih dengan alokasi anggaran sebesar Rp2,2 triliun yang mulai digulirkan pada 2025.
Program ini menjadi simbol kehadiran negara dalam memperkuat kemandirian nelayan sekaligus menjawab kebutuhan mereka secara berkelanjutan.
Secara keseluruhan, pemerintah menargetkan pembangunan 1.100 KNMP dalam kurun lima tahun ke depan.
Tahap awal pada 2025 difokuskan pada 100 lokasi. Fasilitas utama seperti pabrik es, cold storage, hingga koperasi sebagai penggerak usaha menjadi tulang punggung pengelolaan.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menjelaskan bahwa pelaksanaan di tahun pertama ditargetkan menyerap ribuan tenaga kerja.
"Ke depannya, Presiden memberikan target pembangunan sebanyak 4 ribu titik KNMP, dengan tingkat penyerapan tenaga kerja hingga mencapai 200 ribu orang,” kata Teddy dalam keterangan tertulis, Kamis (11/9/2025).
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono turut mengungkapkan dukungan Presiden Prabowo Subianto terhadap program tersebut.
"Ini saya laporkan kepada Bapak Presiden, lalu jawaban beliau adalah, itu yang dibintangi (diblokir), yang dibintangi itu diubah saja menjadi kampung nelayan. Alhamdulillah, maka tahun ini ditargetkan 100 kampung nelayan, dari yang dibintangi itu untuk digeser, untuk menjadi seperti ini," ungkap Trenggono.
Dengan status resmi sebagai kampung nelayan, fasilitas penyimpanan ikan jauh lebih memadai.
Jika sebelumnya nelayan hanya mengandalkan kulkas sederhana, kini tersedia pabrik es dan cold storage yang dapat langsung digunakan.
Hal ini berdampak pada efisiensi kerja dan peningkatan kualitas hasil tangkapan.
Dari sisi ekonomi, keuntungan yang dirasakan nelayan juga signifikan. Saat ini rata-rata pendapatan nelayan sebesar Rp3 juta per bulan.
Dengan hadirnya fasilitas di kampung nelayan, penghasilan diproyeksikan bisa meningkat dua kali lipat.
"Dari pendapatan Rp3 juta menjadi Rp6 juta itu 100 persen meningkatnya, dan itu nilai tukar nelayannya (NTN) saya yakin itu akan bisa meningkat dengan tajam," kata Menteri Sakti Wahyu Trenggono.
Program KNMP diharapkan tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi perikanan yang kokoh, sehingga kesejahteraan nelayan Indonesia benar-benar meningkat secara berkelanjutan.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]