WahanaNews.co | Anggota Komisi III DPR Fraksi NasDem, Taufik Basari atau Tobas, dorong Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mempercepat penanganan kasus kematian Brigadir J.
Ia khawatir akan ada isu liar yang digulirkan selama penyidikan kasus ini.
Baca Juga:
Anggota DPRD Harap Pembenahan Layanan Online RSUD Murjani Sampit Lebih Optimal
"Harus cepat penanganannya karena semakin waktunya bertambah maka banyak pihak yang akan melempar berbagai isu dan asumsi," kata Tobas dalam rapat Komisi III DPR bersama Kapolri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Termasuk kata Tobas terkait diagram kekaisaran Sambo yang beredar.
Tobas justru menduga diagram itu berasal dari kalangan internal Polri.
Baca Juga:
Anggaran 2025 Kemenkumham Sekira Rp21,2 Triliun Fokus 4 Program
Dia menilai bentuk diagram yang beredar itu biasa dipakai untuk gelar perkara.
"Termasuk tadi yang disampaikan pimpinan beredar diagram macam-macam yang kalau kita liat bentuknya itu diagramnya itu, ya karena saya lawyer dulunya, sebelum jadi anggota DPR itu diagram yang biasa dipakai untuk gelar perkara. Jadi timbul pertanyaan jangan-jangan diagram itu munculnya juga dari dalam," ujarnya.
Di sisi lain, Tobas juga menyoroti CCTV terkait kejadian pembunuhan Brigadir J yang beredar di media.
Menurut keterangan ahli forensik yang dia dapat, CCTV itu telah melalui proses editing.
"Ada seorang ahli forensik digital Abimanyu Wahyu Hidayat dalam keterangannya sempat menyampaikan analisisnya mengenai CCTV-CCTV yang beredar di media. Saya nggak tahu apakah CCTV itu akan jadi bukti atau tidak, itu kewenangan penyidik," ujarnya.
Tobas meminta Kapolri dan jajaran berhati-hati jika CCTV yang beredar itu dijadikan bukti dalam penyelidikan.
Jangan sampai, kata Tobas, bukti yang tidak autentik dipakai dalam penyelidikan.
"Tapi perlu diperhatikan dalam analisis tersebut bahwa CCTV yang beredar di media tersebut tidak orisinal atau apabila yang beredar di media memang ada proses editnya tidak orisinal mohon benar-benar dicermati. Jangan sampai kemudian ketika ingin bongkar rekayasa kasus tapi bukti yang dipakai tidak autentik. Saya nggak tau apakah yang beredar jadi bukti atau tidak tapi mohon ada pencermatan terhadap CCTV," ujarnya. [rsy]