Menurut Rosita, yang dibutuhkan pasukan AS adalah kemampuan yang dimiliki calon pasukannya.
Mereka murni melihat apa kemampuan yang dimiliki calon pasukan, sehingga harus diterima di militer AS.
Baca Juga:
Peretas Korut Diduga Susupi Latihan Militer Gabungan Antara Korsel dan AS
Berbeda dengan di Indonesia, yang mewajibkan tinggi badan sebagai syarat utama.
"Mereka itu tidak melihat tinggi badan," katanya.
Setelah lulus sebagai pasukan AS, Rosita mendapat tiga penawaran untuk penempatan kerja.
Baca Juga:
Korut Tembakkan Dua rudal Saat Kapal Selam AS tiba di Korsel
Yang pertama sebagai sopir, kedua sebagai montir, dan ketiga sebagai tukang masak atau koki.
"Saya pilihnya mekanik. Padahal saya cewek," kata Rosita tersenyum.
Sejak saat itu, Rosita kemudian disekolahkan hingga ke Jerman.