"Jadi, kelihatannya masalah listrik, tapi ini sudah masalah yang sangat besar," tambahnya.
Pratikno mengungkapkan revitalisasi kelistrikan di Istana yang menggunakan teknologi mutakhir juga dapat menjadi model untuk penyiapan kelistrikan di infrastruktur publik dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Baca Juga:
Mensesneg Sebut Hingga Saat Ini Tidak Ada Rencana Perombakan Kabinet
"Jadi, ini adalah sebuah model sebuah prototipe baru dari infrastruktur kelistrikan modern kita yang nanti kita replicate, kita duplicate, bahkan kita lebih improve lagi lebih diperbaiki lagi untuk IKN dan kota-kota utama infrastruktur utama di Indonesia," jelasnya.
Revitalisasi kelistrikan di Istana juga memperhatikan aspek-aspek arsitektural agar bangunan fisik infrastruktur listrik tidak menyaingi gedung Istana Merdeka.
Oleh karena itu, infrastruktur listrik di Istana dipusatkan pada sebuah power house yang dibangun di bawah tanah dan disamarkan dengan taman yang asri.
Baca Juga:
Mensesneg: Presiden Tetapkan Pansel Capim dan Dewas KPK 2024-2029
"Oleh karena itu juga, dari sisi arsitektural ini dipendam ke bawah begitu, dipendam ke bawah dan juga menjadi public space yang nyaman. Jadi, tetap ini seperti sulapan ada pohon-pohon besar yang ditanam di sini," kata Pratikno.
Sementara itu, Direktur Utama PT PLN Persero Darmawan Prasodjo mengatakan revitalisasi kelistrikan di Istana menjadikan alat dan infrastruktur listrik yang sebelumnya tersebar kini terkonsolidasi dengan sistem yang modern dengan pendekatan “State of The Art of Technology”.
Untuk menjaga estetika Istana, infrastruktur kelistrikan ini dipasang di bawah tanah dengan kedalaman hingga 20 meter. Jika melihat dari permukaan tanah, hanya tampak infrastruktur listrik setinggi 2,5 meter yang disamarkan dengan desain arsitektur taman yang asri.