WahanaNews.co | Menteri Agama, Fachrul Razi, menilai, tindakan keji yang mengatasnamakan agama semakin
marak terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Fachrul
mengatakan,
tindakan tidak terpuji itu selalu dimulai dari intoleransi. Kemudian dilanjutkan dengan
ujaran kebencian untuk menghasut tindak kekerasan yang dibalut dengan ajaran
agama.
Baca Juga:
Menag Soroti Peran Kunci BP4, Tawarkan 11 Langkah Atasi Perceraian
"Tak
dapat dipungkiri akhir-akhir ini semakin marak tindakan kekejian dan kekerasan
yang mengatasnamakan agama atau seolah-olah sebagai perintah agama," kata
Fachrul,
dalam Colloquium Tokoh Agama yang
disiarkan akun YouTube
Kemenag RI, Rabu (25/11/2020).
Fachrul
menyebut,
fenomena itu tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga negara-negara seperti
Perancis, Inggris, Selandia Baru, Suriah, Afghanistan, Libya, hingga India.
Mantan
Wakil Panglima TNI itu yakin,
setiap agama lahir dalam misi mulia. Namun, seiring perkembangan waktu, ada
sebagian manusia yang salah menafsirkan teks-teks ajaran agama.
Baca Juga:
Dari Ujung Bone, Menag Tegaskan Peran Pesantren sebagai Garda Moderasi Beragama
"Sebagian
pemeluk agama tidak berpegang teguh pada esensi dan hakikat agamanya, melainkan
fanatik pada tafsir kebenaran versi yang disukainya dan terkadang sesuai
kepentingan ekonomi dan politiknya," ujarnya.
Untuk
mengatasi situasi itu, Fachrul menekankan pentingnya toleransi. Ia berharap
para pemuka agama dapat menumbuhkan ajaran toleransi lewat moderasi beragama.
"Penguatan
moderasi beragama sangat mendesak dilakukan. Agama selalu lahir dalam misi
mulianya, yaitu perdamaian dan keselamatan," ucap Fachrul. [qnt]