Wahana news.co | Minggu (19/12) pagi pukul 05.31 WIB, Gunung Semeru kembali erupsi. Kali ini tinggi kolom abu teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak (sekitar 5676 meter di atas permukaan laut).
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya," ujar Mukdas Sofian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui pernyataan resmi.
Baca Juga:
Kembali Terang, Warga Semeru Akui Kesigapan PLN Pulihkan Kelistrikan Lumajang
Ia juga mengatakan erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 milimeter dan durasi 720 detik.
Berdasarkan hal tersebut, Mukdas mengimbau agar warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak," imbuhnya.
Baca Juga:
Abipraya Bangun Jalan Nasional Lumajang Pasca Erupsi Semeru
Kemudian, ia juga meminta warga tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Terakhir, ia mengimbau warga tetap mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," tandasnya.